Hati Seorang Guru

Aku merasakan dia telah patah, hancur menjadi serpihan-serpihan kecil. Aku sangat ingin melakukan sesuatu untuknya, tetapi tidak bisa. Dia telah membangun dinding penghalang yang sangat tebal, dan sangat sulit untuk ditembus.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi padamu, Nak? Mengapa menyiksa diri dengan membiarkan egomu menembus langit ketujuh? 

Guru selalu mengigatkanku bahwa pergaulan yang tidak tepat senantiasa membawa kehancuran bagi manusia. Ya, semua adalah soal pilihan dalam perjalanan hidup ini. Pergaulan yang tidak tepat membawa kita ke jurang kehancuran. Pergaulan dengan mereka yang bijak akan meningkatkan kesadaran kita.

Seorang Guru tidak akan dapat membantu jika kita tidak membantu diri kita. Bagaimana caranya membantu diri sendiri? Dengan cara melakukan introspeksi diri, menyadari kelemahan diri, mengakui kelemahan diri dan kemudian berupaya dengan kesungguhan hati untuk memperbaiki diri. Dengan semangat seperti ini, maka bantuan akan mengalir dari segala penjuru semesta.

Pergaulan yang tidak tepat akan menutup pintu pandangan kita, sehingga kita tidak mampu untuk menyadari kelemahan-kelemahan diri kita. Mereka yang memiliki niat untuk maju akan senantiasa belajar untuk memperbaiki diri dan berhati-hati dalam memilih teman. Itu adalah itikad terbaik yang dimiliki oleh manusia. Ya, terus maju dan memperbaiki diri hingga menjadi manusia yang sejati, menemukan kemanusiaan di dalam diri.

Picture courtesy: bit.ly/3hvxxiR

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belajar MV dari Upie Guava

Sadgati Praptir-astu, Memaknai Kematian

Secercah Pendar Senyum