Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

Memaknai Sebuah Teguran

Gambar
Ketika kita ditegur, apa hal paling umum yang biasa kita lakukan? Berdalih dan berkelit, bahwa saya tidak salah. Atau semua itu bukan salah saya, yang salah adalah orang lain. Atau belajar untuk diam sejenak dan berani berkata: “Baik, saya salah dan kesalahan itu akan saya perbaiki.” Rata-rata dari kita akan berkelit, berdalih, dan bila perlu menyalahkan orang lain atas kelemahan dan kesalahan kita. Adalah hal yang “normal” dan “wajar”, jika saat ditegur, kita merasa malu atau dipermalukan. Maka kecenderungan dari kita bereaksi dengan berkelit dan bahkan menyalahkan situasi serta orang lain. Tetapi pernahkah kita bertanya: “Apa maksud teguran dari seorang Guru?” Guru yang saya maksud di sini adalah sosok Guru Spiritual, Ia yang memandu perjalanan jiwa kita. “Apa tujuan seorang Guru menegur kita?” Sesungguhnya seorang Guru tidak memiliki kepentingan pribadi, tidak ada agenda terselubung. Satu-satunya tujuan dari teguran seorang Guru adalah untuk mempercepat evolusi jiwa kita, ...

Cinta dan Kekuasaan

Gambar
Jika kau sungguh mencinta Cintailah Jangan mengharapkan pamrih dari cinta   Cinta dan kekuasaan tidak bisa jalan bersama Mereka yang ingin menguasai Sungguh belum bersentuhan dengan cinta Belum mengenal cinta Nafsu masih membara Nafsu untuk menguasai Nafsu untuk menjajah Nafsu untuk memperoleh pengakuan Nafsu untuk meraih ketenaran   Jangan sebut dirimu seorang pecinta Jika hatimu masih dipenuh nafsu Jika kau belum menaklukkan dirimu   Mereka yang sungguh mencintai Takkan pernah ingin menguasai   Kekuasaan mereka Ada pada diri sendiri Mereka telah menguasai diri Melampaui keinginan Tuk menjadi tenar dan mendapatkan pengakuan   Mereka yang masih dikuasai nafsu Takkan pernah bisa melayani Belum bisa disebut pelayan sejati   (Renungan Nyepi, 2 April 2025)