Bhakti - Evergreen Loving Devotion

Aku mengaguminya, aku tidak memiliki apa yang dia miliki. Meskipun dia adalah downlineku dalam bisnis jaringan ini. Aku adalah seorang mahasiswa kedokteran dari Bali, sejak tahun 2003 saat menginjak semester 2 aku mulai menekuni sebuah bisnis berbasis jaringan dengan produk obat-obatan dari lebah. Bisnisku booming setelah menjalaninya selama satu tahun dan sebagian besar downlineku berada di Pulau Lombok dan kebanyakan dari mereka adalah para mahasiswa, sama seperti diriku. Dari salah satu sayap dalam jaringanku, aku diundang ke Lombok untuk memberikan pelatihan dan ceramah untuk pengembangan bisnis jaringan. Di sana, dari salah seorang downlineku kami mendapatkan salah seorang downline baru yang juga adalah mahasiswa. Dilihat sekilas, dia adalah orang yang biasa saja. Tidak ada hal yang terlalu menonjol dalam dirinya, tetapi makin mengenalnya aku makin bisa melihat kualitas terbaik dalam dirinya yang tidak dimiliki oleh downline-downlineku yang lain. Dia termasuk salah satu reka

Aku tak sabar menungggu hari ini Jantungku berpacu begitu cepat Rasanya aku ingin keluar dari raga ini Berlari menuju Engkau   Cintaku, sudah begitu lama aku menantiMu Menanti, tuk dapat bersua kembali denganMu Hari ini, kita kan bertemu kembali   Apalah arti jarak bagi hati yang merindu Apalah arti perpisahan jika kebersamaan kita selalu terkenang   Cintaku, sungguh tiada yang lain di hatiku Kau adalah satu-satunya Cinta untukku Kaulah Objek Panembahanku   Aku tak tahu apa itu doa Bagiku, mengingat namaMu dalam hembusan nafas adalah doa Berkarya dan melihatMu dalam karya itu adalah doa Saat melihat senyum anak-anak itu, yang terasa hanyalah hadirMu Dengan cara apa lagi aku harus menembah?   Di penghujung senja ini Aku menanti Tuk bersua kembali denganMu Tuk merasakan CintaMu Tuk merasakan hadirNya dalam diriMu Picture courtesy: bit.ly/2Eutsw4

Tindakan ia yang mengispirasi berbicara dalam diam Diam yang bertutur dalam seribu bahasa indah Ia anggun, dan mempesona karena keteguhan dan keyakinannya pada seorang Master Kata-katanya menguatkan, menyemangati dan menginspirasi   Wajahnya bersinar dan menawan bak bulan purnama Senyumnya tersungging indah Menyiratkan kasih terdalam yang terpancar dari lubuk hatinya   Aku mengaguminya dalam diam, tanpa kata Tak ada sepatah katapun yang ingin aku ucapkan Memandangnya dari kejauhan sudah cukup Elok parasnya memancarkan keceriaan dan keteduhan   Darimu aku belajar tentang pengabdian, kepedulian, dan pengertian Di atas segalanya Aku belajar tentang keteduhan dan keceriaan Dari   sorot matamu yang memancar dengan jenaka Mata yang mengerling bagaikan bintang fajar di ufuk timur Sunrise di Bukit Anak Dara

Setiap kali saat berada di Anand Ashram Ubud dan menatap pratima (patung) Bodhidharma dalam postur bersila dan sedang bermeditasi, ada sebuah rasa tak terjelaskan yang muncul. Rasa itu berbaur seperti permen nano-nano, campuran rasa antara takjub, kagum, senang, sedih, haru, dan rasa lain yang terjelaskan. Aku tidak pernah mengerti dengan semua perasaan itu. Apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan diri ini? Tubuhku selalu bergetar hebat saat menatap pratima itu. Karena munculnya perasaan-perasaan yang tak terjelaskan itu, aku rasa ada sesuatu yang harus aku ungkap. Ada hal yang ingin aku ketahui tentang pratima itu, entah apa. Sepertinya dengan memahami fenomena dengan pratima itu akan memajukan perkembangan jiwaku. Aku ingin meyakinkan diriku bahwa jalan ini adalah jalan kehidupan yang harus kutuju. Untuk mengatasi kebimbangan itu, aku kemudian mengikuti kelas Past Life Regression yang diadakan oleh L’ayurveda dan difasilitasi Ma Archana. Saat sesi Past Life Regression, Ma Arc