Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Mengambil Keputusan Dengan Tepat

Gambar
“It is no easy matter to decide what is right and what is not. One little test I shall ask you to apply whenever you are in doubt. Never do anything in secret or do anything that you would wish to hide. For the desire to hide anything means that you are afraid, and fear is a bad thing…there is no room for secrecy or hiding. Even so in our private lives let us…do nothing secretly.” (Jawaharlal Nehru to His Daugther Indira) Menentukan mana yang tepat dan mana yang tidak tepat memang tak mudah. Dalam keadaan bingung, lakukan hal ini sebagai tolok ukur untuk menguji diri. Janganlah pernah melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi atau melakukan sesuatu yang kau harap dapat untuk disembunyikan. Keinginan untuk menyembunyikan sesuatu membuktikan bahwa kau takut, dan rasa takut adalah hal yang buruk. Tidak ada ruang menyembunyikan sesuatu, bahkan dalam kehidupan pribadi kita, jangan pernah melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi. Guruji menuliskan pesan berikut untuk kita semua terk

Sadgati Praptir-astu, Memaknai Kematian

Gambar
You are gone, yet where can you possibly go? In your Love and Compassion, you shall be with us forever. Kau telah pergi, namun apakah kau dapat meninggalkan kita? Dalam cinta dan kasihmu, kau akan selalu berada bersama kita selamanya. (Guruji Anand Krishna) Pagi ini, Senin, 18 Januari 2021, seorang sahabat Ibu Ni Putu Dian Adi Savitri, S. Kep di ashram telah berpulang. Beliau adalah seorang perawat yang bekerja di Rumah Sakit Tabanan, Bali. Rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19. Kami semua kaget dengan kematian beliau setelah 2 minggu sebelumnya beliau positif terinfeksi Covid-19. Resiko beliau sebagai tenaga kesehatan memang lebih besar dibandingkan kami semua, sebagai orang awam kebanyakan. Beliau meninggalkan suami, 2 putri serta 1 orang putra.  Beliau akan selalu terkenang di hati kami atas tawa, canda serta nyanyian penuh cinta yang senantiasa beliau lantunkan di ashram. Juga akan senantiasa dikenang dengan semua aktivitas seva , kegiatan p

Memilih Berkeluarga atau Menjadi Pengabdi?

Gambar
“Having many girlfriends”, someone has said, “doesn’t mean you are handsome.” Empower yourself! Prove your worth by yourself. Test your inner strength and integrity when thing go wrong, yet you do not detract from the Path of Dharma and excel in Shreya, undisturbed by whatever comments are passed by the mediocres. (Anand Krishna)   Sebuah pesan yang menarik untuk direnungkan bersama: Seseorang berkata: “Memiliki banyak pacar bukan berarti kau tampan/cantik”. Berdayakan dirimu. Buktikan kelayakanmu. Kekuatan tekad and integritasmu hanya akan teruji saat kau menghadapi persoalan, tetapi engkau tidak mundur dari dari Jalan Dharma, dan mampu memilah antara yang tepat dan yang tidak tepat. Kau juga tidak terganggu dengan pendapat yang dilontarkan oleh para mediocre , orang yang lumayanan. Selama ini, kita selalu mengikuti kebiasaan massa. Saat semua orang berbondong-bondong memiliki pacar/pasangan, maka kitapun harus menjalani apa yang mereka jalani. Pertanyaanku, haruskah seperti

Manusia Sampurna, Hasil Akhir Pendidikan yang Tepat

Gambar
“ Setiap orang membutuhkan 4 alat (sarana) untuk kematangan jiwa – kematangan, yang biarlah saya tegaskan, melebihi kedewasaan usia saja. Alat-alat (sarana-sarana) yang dimaksud adalah: 1) koordinasi fisik; 2) pengendalian emosi; 3) kehendak yang kuat; 4) kejernihan intelektual.” (Swami Kriyananda sebagaimana dikutip dari Buku Sanyas Dharma karya Anand Krishna)   Pelajaran awal yang ditempuh oleh anak manusia pada 6 tahun pertama dalam kehidupannya adalah bagaimana ia belajar untuk mengkoordinasikan fisiknya dengan baik.   Misalnya: salah satu pelajaran dasar yang harus ia pelajari adalah “ toilet training ”. Mereka harus belajar bisa untuk bisa mengendalikan diri supaya tidak ngompol terus dan menggunakan toilet untuk keperluan tersebut. Pelajaran koordinasi fisik adalah tahap awal dari pengendalian diri seorang anak manusia menuju jenjang selanjutnya. Pada tahapan ini, mereka belum mampu untuk mengendalikan emosi. Mereka bisa menangis kapan saja tanpa mempedulikan tempat dan