Kusang, Ibarat Bermain-Main Dengan Api

Salah seorang kawan bertanya kepada Guruji: “Bagaimana caranya supaya kita bisa kebal terhadap kusang (pergaulan yang buruk)?”

Guruji menyampaikan bahwa ber-kusang ria ibarat bermain-main dengan api. Pada akhirnya kita akan terbakar karena kebodohan kita.

Petuah yang menarik juga dapat dibaca pada buku Romancing Sindh karya Guruji Anand Krishna:

“Whatever path we pursue in our spiritual practice, in our sadhana – we must be very very, very, extremely careful about our company.

I have seen many devoted persons – they were born to continue on the path of devotion, and they were blessed to meet with their spiritual guide, their mentor – but because of wrong company, they fell. They are fallen angels – alas, they lost the opportunity to continue with their inner journey in this life. They chose the worldly merry-go-round instead of the Beloved, the Supreme.”

Satsang - Pergaulan yang Menunjang Perjalanan Jiwa

Terjemahan bebas:

Jalan manapun yang kita tempuh dalam laku spiritual – kita harus sangat berhati-hati dengan pergaulan kita, dengan siapa kita bergaul.

Saya menyaksikan banyak panembah – mereka terlahir untuk menempuh jalur spiritual, dipertemukan dengan seorang Guru/Master, jatuh karena pergaulan yang tidak tepat. Mereka terjatuh dan terperosok tanpa daya ibarat malaikat kehilangan sayap. Mereka kehilangan kesempatan untuk melanjutkan perjalanan jiwa mereka. Mereka memilih berputar-putar dalam dunia benda daripada berhadapan dengan Sang Kekasih Agung.  

Petuah lain yang patut dicermati berasal dari Paramhansa Yogananda dalam The Essence of Self-Realization.

“The company you keep is important. If you leave your coat in a room where people are smoking, pretty soon it will smell of smoke. If you leave it outside in the garden, later on, when you bring it indoors, it will carry with it the fragrance of fresh air and flowers.

Pergaulanmu sangatlah penting untuk kau jaga. Jika kau meninggalkan mantelmu di ruangan penuh asap rokok, maka mantel itu akan berbau rokok pula. Sebaliknya, jika mantel itu kau tinggalkan di sebuah taman penuh bunga, maka wangi segar aroma bunga itu akan melekat pada mantelmu.

“Such is the case with the mind. Your garment of thoughts absorbs the vibrations of those with whom you mix. If you mingle with pessimists, in time you will become a pessimist. And if you mingle with cheerful, happy people, you yourself will develop a cheerful, happy nature.

Sama halnya denga pikiran kita. Pikiran kita menyerap vibrasi pikiran lain dengan siapa kita bergaul. Jika kau bergabung dengan para pesimis, maka kau akan menjadi pesimis, Jika kau bergaul dengan orang-orang yang bahagia, maka kau akan menjadi bahagia pula.

“Environment is stronger than will power. To mix with worldly people without absorbing at least some of their worldliness requires great spiritual strength.

Pengaruh lingkungan jauh lebih kuat daripada kehendak manusia. Berkumpul dengan mereka yang hanya memikirkan dunia benda tanpa terpengaruh oleh cara berpikir mereka membutuhkan kekuatan spiritual yang begitu tangguh.

“Beginners on the spiritual path, especially, should be very careful in the company they keep. They should mix with other devotees, and try not to mingle with ego-saturated, worldly people. They should especially avoid people who are negative, even if those people are devotees.

Para pejalan spiritual pemula haris sangat berhati-hati dalam pergaulan mereka. Sebaiknya mereka bergaul dengan para panembah lain, tidak bergaul dengan mereka yang penuh dengan ego dan hanya memikirkan kesenangan sesaat melulu. Mereka harus menghindari orang-orang yang negatif, meskipun itu sesama panembah lainnya.

“Whether one becomes a saint or a sinner is to a great extent determined by the company he keeps.”

Entah seseorang menjadi menjadi orang suci ataupun pendosa, semua itu ditentukan oleh lingkungan pergaulan mereka.

Jika sudah tahu bahwa api membakar, adalah bijaksana jika kita tidak perlu bermain-main dengan api. Jika sudah paham bahwa kusang/pergaulan tidak tepat hanya membawa bencana dalam perjalanan spiritual kita, lebih baik kita menghindar daripada kita keluar dari jalur spiritual penuh berkah ini.  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belajar MV dari Upie Guava

Sadgati Praptir-astu, Memaknai Kematian

Secercah Pendar Senyum