Kesulitan Menguji Karakter Kita

Masa-masa sulit mengajarkan kita untuk bertahan dan menguji kekuatan karakter kita. Ketulusan dan kejujuran seseorang hanya akan teruji ketika ia menghadapi situasi sulit tetapi tidak kehilangan akal sehatnya. Berterima kasihlah pada setiap kesulitan yang menghampiri hidup karena masa-masa itu memperkuat daya tahan kita secara mental.

Sungguh sulit menilai manusia ketika semua kondisi baik-baik saja. Watak aslinya seringkali tak dapat kita pahami secara menyeluruh. Tetapi begitu kesulitan menghampirinya, semuanya terlihat dengan jelas.

Bintang-gemintang takkan bersinar terang tanpa gelapnya malam. Pun demikian dengan kekuatan jiwa manusia, hanya akan terlihat tatkala gelap badai permasalahan hidup menerpa.

Apapun yang terjadi, semua terjadi demi sebuah alasan. Apapun yang menghampiri, semua itu adalah pelajaran berharga untuk mematangkan jiwa kita. Dalam hidup selalu ada dua pilihan, kita menjadi semakin tangguh seusai menghadapi badai atau kita hancur berkeping-keping dikoyak badai. Pilihan sepenuhnya ada di tangan kita.

Siapa yang tidak pernah “trauma” dalam hidup? Semua pasti pernah mengalaminya. Yang membuatnya berbeda adalah respons kita, kita lari dari masalah atau mau menghadapinya dengan hati yang terbuka. Semua itu kembali pada pilihan masing-masing. Maukah kita belajar dan memahami apa yang ingin disampaikan oleh setiap permasalahan yang kita hadapi? Maukah kita belajar mengkoreksi diri, menyadari kelemahan-kelemahan kita, mengakui kelemahan tersebut dan berupaya sekuat tenaga untuk memperbaiki diri?

Jika kita mau, maka kita naik kelas dalam hidup ini dan akan diberikan pelajaran lanjutan oleh kehidupan. Jika tidak, maka kita remidi, tinggal kelas dan harus mengulangi pelajaran yang sama lagi dan lagi. Pilih mana? Mau naik kelas atau tinggal kelas terus-menerus. WE ARE FREE TO CHOOSE!

“Awan selalu bergerak, muncul dan hilang, pola mereka berubah terus,

namun angkasa luas, ruang tempat perubahan-perubahan terjadi, tak pernah berubah.

Spiritualitas memperhatikan angkasa luas, ruang yang tak berubah itu.

Materialisme memperhatikan pola awan yang berubah terus.”

(Anand Krishna – The Gospel of Mahamaya)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belajar MV dari Upie Guava

Sadgati Praptir-astu, Memaknai Kematian

Secercah Pendar Senyum