Labirin Duka Derita Part 8: Bangkitlah Sangram
Beberapa hari setelah selesai proses pengambilan video,
Sangram mengirimkan sebuah pesan via WA dan meminta kami mengambil ulang video
testimoninya. Dia tidak puas dengan hasil rekaman tersebut karena berbicara
dengan terbata-bata. Jujur, sebagai seorang teacher, aku pun tidak puas dengan
hasil rekaman tersebut dan menyetujui permintaannya.
Pada minggu berikutnya, Sangram kembali datang ke Gurukula
untuk mengambil rekaman video untuk kedua kalinya. Proses rekaman video
berlangsung lebih baik dibandingkan sebelumnya, meskipun kadang pada beberapa
kalimat Sangram masih terbata-bata pada saat berbicara. Selesai proses rekaman,
aku memanggilnya dan berbicara secara pribadi dengan Sangram.
“Sangram, sadarkah kau bahwa sesuatu sedang terjadi padamu?
Dulu kau selalu berbicara dengan lugas, tetapi mengapa saat memberikan video
testimoni kau bisa berbicara terbata-bata seperti itu?”
Sangram terdiam sesaat dan kemudian menjawab: “Teacher,
selama ini saya pikir semuanya baik-baik saja. Di Kota Belalai Gajah, saya
tidak terlalu banyak bergaul dengan teman-teman di kampus. Saya baru sadar
ternyata kota itu mengubah banyak hal dalam diri saya. Saya baru menyadarinya
perbedaannya saat saya dan Sundara mengambil rekaman video. Saya sendiri
frustasi dengan diri saya saat itu. Kenapa saya kehilangan kemampuan berbicara
saya, mengapa saya tidak percaya diri saat berbicara di depan kamera. Berarti
pengaruh lingkungan sangat besar ya Teacher?”
“Kau sudah menjawab sendiri pertanyaanmu, Sangram. Sekarang
jawablah pertanyaan Teacher: Apakah kau masih melakoni meditasi yang diajarkan
oleh Gurudev?”
Sangram terdiam lama, suasana seketika hening.
“Jujur teacher, saya jarang sekali melakukan meditasi
selama 6 bulan terakhir sejak melanjutkan kuliah di Kota Belalai Gajah.”
“Sangram, kau sudah memilih sebuah kota yang sangat tidak
kondusif untuk perkembangan jiwamu. Selain itu, kau tidak melaksanakan meditasi
padahal hal tersebut akan membentengi dirimu jika kau melakukannya dengan
disiplin. Jika kau tidak melindungi dirimu, maka tidak ada satu pun orang yang
dapat menyelamatkanmu. Perbaiki segala hal tidak tepat yang telah kau lakukan
selama 6 bulan terakhir.”
“Baik Teacher, terima kasih karena telah berkenan
mengingatkan saya. Terima kasih atas segala perhatiannya. Semoga saya tidak
pernah mengecewakan Gurudev lagi.”
Selama liburan, Sangram menghabiskan waktunya untuk bekerja
paruh waktu secara online pada sebuah perusahaan yang memberikan training untuk
pengembangan sumber daya manusia. Selain itu, aku melibatkan dia untuk menyusun
ulang layout website Gurukula dan sering menghabiskan waktunya di Gurukula.
Selama seminggu setelah memulai meditasinya dengan
disiplin, aku bisa merasakan perubahan pada diri Sangram. Dia menjadi lebih
percaya diri dan memiliki semangat yang luar biasa untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Aku selalu mengingatkan dia bahwa tentang pentingnya disiplin
dalam berbagai hal, termasuk meditasi.
“Teacher Medha, sebelum saya kembali ke Kota Belalai Gajah,
bolehkah saya meminta sesuatu?”
“Iya nak, katakan apa permintaanmu.”
“Bersediakah teacher untuk terus membimbing setiap langkah yang
saya tempuh? Saya ingin terus melanjutkan komunikasi dengan teacher dan
dibimbing oleh teacher.”
“Saya akan melakukannya dengan satu syarat nak. Jika kamu
mampu memenuhi syarat itu, maka saya akan selalu menuntunmu.”
“Apa syaratnya Teacher Medha?”
“Kamu harus senantiasa berpegang teguh pada kebenaran,
berpegang teguh pada Dharma. Selain itu, berjanjilah bahwa kamu akan menyebarluaskan
ajaran-ajaran Gurudev. Jika kamu mampu memenuhi janji itu, maka saya akan
senantiasa ada untukmu. Jika kau mengabaikannya, maka saya akan melepaskan
tuntunan itu. Silakan cari orang lain untuk menuntun hidupmu.”
“Baik teacher, saya akan memenuhi persyaratan itu.”
Nak, semoga engkau mampu berpegang teguh pada janjimu. Semoga
kau melakoni meditasi dengan penuh disiplin demi kebaikanmu sendiri bukan
melakukannya sebagai sebuah kewajiban.
Warna-Warni Kehidupan |
Bangkitlah wahai satria
Lanjutkan
perjalananmu
Sekali
pun kau pernah terjatuh
Bangkitlah
lagi dan lagi
Jangan
pernah menyerah pada keadaan
Jiwamu
jauh lebih besar dan kuat
Dibandingkan
semua masalah dan rintangan itu
Rayakan
kemenanganmu
Warnai
hidupmu
Dengan
cinta, karya dan pengabdian
Apakah Sangram mampu memenuhi janjinya? Tidak seorang pun
yang tahu. Hanya dia sendiri yang mampu menjawabnya. Dia harus berjuang keras
untuk mempertahankan segala sesuatu yang telah ia raih kembali. Jika ia tidak
membantu dirinya, maka tiada satu pun orang di dunia ini yang mampu
membantunya. Di atas segalanya, ia harus sangat berhati-hati dengan pergaulannya
di sana. Seorang guru hanya akan menuntun kita jika kita membantu diri kita terlebih
dahulu. Kita harus berupaya dan bekerja keras terlebih dahulu, hanya setelah
itu hujan berkah dari Keberadaan akan turun dan menguyuri hidup kita.
“Kau bicara tentang komunikasi, sementara Sang
Master hendak menganugrahimu dengan komuni. Kau bicara tentang interaksi, Sang
Master bicara tentang aksi nyata. Kau mengagungkan internet, Sang Master
mengajakmu bertemu di Inner-net. Dan, kau masih mengeluh bila Master
tidak memperhatikanmu?”
(Anand Krishna, In the Footsteps of The Master,
message 78)
*******************************
“Cyper, Cyper… bangunlah.”
Terdengar suara samar dan sayup-sayup di telingaku. Mataku
terasa sangat berat, ingin bangun tetapi sulit sekali untuk membuka mata. Seseorang
menguncang-guncangkan tubuhku dengan sangat hebat berkali-kali. Perlahan-lahan,
aku mulai menyadari sesuatu di sekelilingku dengan samar-samar. Secara
perlahan, aku melihat Auryn, adikku, ada di sampingku dan menguncang-guncang
tubuhku.
“Auryn, sudah berapa lama aku berada dalam alam trans.”
“Sudah hampir 8 jam Cyper. Aku sangat mengkhawatirkanmu.”
Aku menceritakan semua yang terjadi pada masa kehidupan saat itu kepada Auryn.
“Auryn, aku tahu siapa pemuda dalam mimpiku itu. Dia adalah
diriku sendiri di salah satu masa kehidupan. Auryn, aku sungguh bodoh karena
telah menyia-nyiakan Guruku, dan telah menyebabkan anakku menderita karena
tidak berani bersikap tegas pada istriku. Seharusnya aku tidak menikah dengan wanita
itu. Auryn, aku adalah orang paling bodoh di dunia ini. Entah apa yang harus
kulakukan untuk memperbaiki semua ini.”
“Jadi sacred amulet itu telah menjawab semua
pertanyaanmu, Cyper?”
“Ya, Auryn. Sekarang yang terpikir adalah bagaimana caranya
aku bisa menemukan Guruku kembali dan meminta maaf atas atas segala kebodohan
dan ketololanku. Semoga aku tidak mengulangi kesalahan seperti itu lagi. Hidup
tanpa seorang Guru rasanya sangat berat. Hidup dengan sejuta penyesalan karena
telah menyia-nyiakan kehadiran seorang Guru ternyata lebih berat lagi.”
Buku Terbaru Bapak Anand Krishna |
“Orang bijak menyadari bahwa Semua Ini adalah Atma
(Aku Sejati sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Sang Aku atau Jiwa Agung);
orang bodoh merasa bahwa Semua Ini adalah Materi; orang munafik menipu diri
mereka sendiri dan orang lain dengan mengucapkan Atma, Atma secara
mekanis, tetapi maksud di baliknya materi, materi. Hindari orang-orang seperti
itu.”
(Anand Krishna, In the Footsteps of The Master, message 44)
Picture courtesy: https://www.pexels.com/photo/photo-of-abstract-painting-on-canvas-1812960/
Komentar
Posting Komentar