Mind Mingle Sharing & Learning: Kujungan Lebih dari 20 Pemimpin Sekolah dari India ke One Earth School, Bali

"Apa gunanya bersujud di depan patung-patung buatan manusia, di depan bangunan maupun gambar, jika kau tidak mampu bersujud pada pepohonan yang memberimu kehidupan, pada Bunda Alam Semesta, pada orang tuamu, pada para pembimbing spiritualmu, pada mereka yang pernah membantumu, sesedikit apapun bantuan mereka." ~ (Anand Krishna, In the Footsteps of The Master, verse 75)

Bagaimana saya ingin mengakhiri kehidupan ini? Sebuah renungan panjang dan membutuhkan waktu bagi saya untuk menjawab pertanyaan ini. Saat itu, saya kehilangan arah, saya sudah hampir menyerah dengan kehidupan ini. Dalam kegelapan diri yang tak tentu arah itu, seorang Guru Sejati menghampiri dan menyentuh jiwa saya, memberikan makna baru bagi hidup saya. 

Saya tidak tahu bagaimana mengungkapkan rasa syukur atas berkah yang Beliau berikan dalam kehidupan ini. Dalam Bahasa Persia, salah satu umpatan yang paling kasar adalah “Be Pir”, semoga kamu mati tanpa seorang Guru. Mengapa seorang Guru?

Kau bisa memiliki seluruh harta di dunia ini, memiliki pasangan yang paling cantik ataupun paling tampan, memiliki rupa paling menawan, memiliki orang tua yang bisa memberimu segalanya, tetapi semua itu tidaklah cukup. Hidup ini tidak akan memiliki makna sampai kau dipertemukan dengan seorang Guru Sejati yang telah mencapai Ananda – Kebahagiaan Sejati.

“Para murid dari garis perguruan Guru Nanak menamakan tempat ibadah mereka Gurudvara yang berarti Pintu Rumah Guru. Namun, arti dibaliknya adalah bahwa Sang Guru merupakan Pintu, yang ketika terbuka, mengantarkanmu pada Keilahian di dalam diri. Hanyalah Ketika Pintu-Guru terbuka, maka kau menemukan diri sejati.”

~ (Anand Krishna, In the Footsteps of The Master, verse 57)

Seperti yang dikatakan oleh para murid dari Guru Nanak. Guru adalah gerbang untuk memahami dan menemukan kemuliaan diri. Tanpa kehadiran seorang Guru dalam hidup, kita tidak akan bisa mencapaiNya.

Salah satu berkah dari Guru yang saya dapatkan adalah bisa bergabung dan menjadi seorang teacher di sekolah yang beliau dirikan yaitu One Earth School. Banyak sekolah di luar sana, mereka memiliki kepala sekolah dan pimpinan-pimpinan yang tak kalah hebat. Tetapi satu hal yang membuat One Earth School spesial yaitu keberadaan Guruji Anand Krishna di tengah-tengah kami semua. Itu yang mengubah segala-galanya. Beliau memberikan visi dan misi yang luar biasa bagi sekolah ini yaitu One Earth, One Sky, One Humankind.

Pada hari Kamis, 26 Oktober 2023, One Earth School dikunjungi oleh lebih 20 pemimpin, pemilik sekolah, pihak manajemen, dan guru senior dari berbagai wilayah di India. Kunjungan dan study tour yang mereka lakukan diselenggarakan oleh Mind Mingle. Mind Mingle adalah sebuah start up yang sedang berkembang dengan pesat di India dalam bidang pemberdayaan pendidikan. Salah satu program yang mereka tawarkan kepada para pemilik dan pemimpin sekolah adalah study tour keluar India untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang beda dan inovatif. 

Pada saat kunjungan mereka ke Bali, mereka hanya mengunjungi 2 sekolah yang dianggap representative yaitu One Earth School dan sekolah yang terkenal dengan bangunan bambunya yang megah. Untuk pertama kalinya, kami dikunjungi oleh begitu banyak pengunjung, lebih dari 20 orang dan mereka bukanlah orang-orang biasa. Mereka adalah para “pembesar-pembesar”, para pemilik sekolah, kepala sekolah, serta pihak manajemen sekolah.

Saat sesi sharing dan konferensi yang mereka lakukan di hotel Pullman, Legian, hampir semua peserta kegiatan (para pemilik sekolah, kepala sekolah, serta pihak manajemen sekolah), mengapresiasi semua praktek baik yang sudah dilakukan oleh One Earth School. Beberapa poin yang mereka sampaikan adalah tentang hospitality/keramahtamahan saat mereka disambut, kesederhanaan, dan semua kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak pada saat piket makan siang.

Di One Earth School, saat makan siang, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok dan melaksanakan berbagai aktivitas seperti men-serve makanan vegetarian, mencuci dan mengelap semua peralatan makan, membersihkan ruang kelas dan toilet, memilah sampah serta membuang sisa sampah organik ke area composting serta piket di area hidroponik.

Bagi kami, itu adalah hal biasa, tetapi bagi para pengunjung yang hadir saat itu (para pemilik sekolah, kepala sekolah, serta pihak manajemen sekolah), mereka semua tercengang dan mengapresiasi semua hal dilakukan oleh sekolah. Kok bisa semua berjalan dengan tertib?

Bagi mereka, pendidikan di One Earth School memberikan akar berupa nilai-nilai karakter dasar yang dibutuhkan manusia dalam menjalani kehidupan. Hal lain yang membuat para pengunjung (pemilik sekolah, kepala sekolah, serta pihak manajemen sekolah), terkejut-kejut adalah saat anak-anak mengucapkan salam dengan ucapan “pranaam”. “Pranaam” bermakna sebuah salam yang diucapkan kepada mereka yang dipertuakan dan dimuliakan sebagai bentuk sebuah penghormatan. Mereka tidak menyangka akan disambut dengan cara seperti itu, dengan tarian dan nanyian. Beberapa lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak adalah lagu We Are One, Let’s build this world, dan Goron Ki Nan Kalon Ki. Di sekolah, anak-anak menciptakan banyak lagu yang terkait dengan nilai-nilai kemanusiaan universal, salah satunya adalah lagu We Are One.

Berikut adalah lirik lagunya:

We live under one sky

On one earth we all stay

Live as one humankind

We are meant to be one

 

Cause we are one

We are one big family

Let everyone live in peace and harmony

 

No matter the place

No matter the race

No matter your face

We are one human race

Cause we are one

We are one big family

Everyone serving our community

 


 

Dalam hati saya berpikir, jika sampai orang India terkejut dengan hal-hal tersebut, berarti nilai-nilai sederhana seperti itu sudah mulai hilang dalam masyarakat tersebut. Saya ingat bahwa Guru saya menyampaikan bahwa nilai-nilai kehidupan di Timur sekarang sudah bergeser ke arah materialisme, nilai-nilai spiritual sudah mulai terkikis dan terlupakan.

Dengan mendengarkan sharing dari para pemilik sekolah, kepala sekolah, serta pihak manajemen sekolah-sekolah tersebut saat melakukan seminar di Hotel Pullman, saya semakin meyakini visi misi Guruji. One Earth School bukanlah sekolah biasa seperti sekolah-sekolah yang ada saat ini.

Visi dan misi yang beliau canangkan bukanlah hal biasa. Sebagaimana yang beliau selalu ingatkah kepada kami semua bahwa TUJUAN AKHIR PENDIDIKAN ADALAH KARAKTER. Sebelum ini kadang saya tidak percaya diri dengan apa yang saya miliki, termasuk kadang saya meragukan diri saya sendiri. Tetapi setelah bertemu dengan para rombongan pemilik sekolah, kepala sekolah, serta pihak manajemen sekolah-sekolah, saya mendapatkan support energi keyakinan yang luar biasa.

Guruji, terima kasih telah memberikan visi dan misi yang luar biasa untuk One Earth School. Visi yang sangat indah: “Menciptakan manusia yang utuh dan dapat berkontribusi terhadap keharmonisan dunia dengan landasan kuat Satu Bumi, Satu Langit dan Satu Kemanusiaan.”

Untuk mencapai visi tersebut, cara yang ditempuh oleh One Earth School adalah:

  1. Menanamkan Kehendak yang Kuat pada diri anak didik, supaya dapat menghadapi segala tantangan hidup dan bertindak dengan penuh tanggung jawab;
  2. Mengembangkan Pengetahuan dan Kebijaksanaan dalam diri anak didik, supaya dapat berkontribusi terhadap pembangunan bangsa, negara dan dunia;
  3. Mempersiapkan anak didik untuk dapat Bertindak dengan Tepat, supaya tidak terjebak dalam materialisme dan dapat berkontribusi secara efektif bagi kesejahteraan dan kemakmuran semua.

Guruji, terima kasih atas berkah yang Engkau berikan. Terima kasih atas berkah indah sehingga saya bisa berkontribusi untuk mewujudkan visi dan misiMu di bidang Pendidikan dan menjadi seorang teacher di One Earth School.

Saya akan selalu mengingat petuahMu ini ya Guru:

"It is only the privileged ones, the fortunate and blessed ones who get the chance to serve fellow living beings. Not everybody gets the chance to serve. Some people are so busy with their daily chores and family responsibilities that even though they want to serve, they don't get the chance. It is only when the Lord is pleased that one gets the chance to serve."

~ (Anand Krishna)

Terjemahan bebas:

"Tidak setiap orang memiliki keberuntungan, kesempatan dan berkah untuk melayani sesama makhluk hidup. Sebagian besar orang begitu sibuk dengan pekerjaan sehari-hari dan tanggung jawab mereka terhadap keluarga sehingga meskipun mereka ingin melayani, mereka tidak mendapatkan kesempatan. Hanya Ketika Tuhan/Keberadaan berkenan, seseorang mendapatkan kesempatan untuk melayani.”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belajar MV dari Upie Guava

Sadgati Praptir-astu, Memaknai Kematian

Gula, Inflamasi dan Kematian