Silambam & Pengelolaan Waktu

Dalam perjalanan pulang ke Mataram, di atas kapal ferry saya sedang membaca buku Guruji Anand Krishna yang berjudul Alam Sini Alam Sana dan merenungi satu paragraf berikut:

“Dengan tidak menghormati waktu, kita tidak menghormati segala sesuatu yang terkait dengannya – tidak menghormati hidup ini. Kemudian, keberhasilan apa, kebahagiaan apa yang dapat kita harapkan?

Sebaliknya, jika kita menghormati waktu, dalam arti kata kita bekerja dengan memperhatikan waktu dan tidak menyia-nyiakannya, maka waktu akan menyediakan segala apa yang kita butuhkan dalam hidup ini.”

(Anand Krishna, Alam Sini Alam Sana, pp. 17)

Selesai membaca satu paragraf ini, saya terdiam lama untuk merenungi apa maksud Guruji. Ingatan saya kemudian menerawang mengingat momen 2 minggu sebelum anak-anak menerima report card mereka.

Saat itu, tepatnya pada hari Sabtu, 2 Desember 2023, One Earth School kedatangan tim Silambam dari Malaysia yang diwakili oleh Master Sivaraman dan Master Dharvin. Pagi itu, sebenarnya saya sedang tidak piket jaga di Gurukul, tetapi karena teman yang sedang piket pagi itu meminta untuk menukar jadwal karena anaknya sedang sakit, maka saya menggantikannya pagi itu.

Malam sebelumnya, saya menghadiri kelas study circle di Anand Ashram Ubud sampai larut malam karena membahas satu topik yang sangat penting sekali tentang Guru Sishya Parampara, tentang bagaimana caranya berguru, meraih berkah Guru dan mencapai moksha selagi masih hidup. Saya menempuh perjalanan dari Ubud dan sampai di Kuta pada pukul 12 malam.

Sejujurnya, pagi itu saya masih sangat mengantuk dan badan agak lemas, tetapi karena sudah berjanji untuk menukar piket, saya pergi ke sekolah. Sivaraman dan Dharvin datang cukup pagi ke sekolah seusai siswa Gurukul sarapan.

Satu hal yang membuat saya tercengang dengan pertanyaan mereka adalah:

“Teacher, apakah hari ini kami bisa mulai melatih siswa?”

Pertanyaan yang straight to the point.

Teacher Sukmawati dan saya kemudian mengumpulkan siswa Gurukul di aula dan berdiskusi dengan mereka tentang waktu latihan. Kami kemudian memutuskan bahwa siswa Gurukul mulai latihan pagi itu juga jam 9.30. Suasana dan atmosfer di sekolah terasa berubah total ketika latihan pertama Silambam dimulai pada pagi itu. Anak-anak terlihat lebih berenergi, semangat dan full off life.

Pada awalnya, saya tidak menyangka bahwa Sivaraman dan Dharvin akan meminta untuk mulai latihan hari itu juga. Mereka baru datang malam sebelumnya, saya pikir pasti masih lelah. Santai dulu lah, lihat-lihat sekolah dulu lah, tidak perlu mulai latihan hari itu juga. Tetapi tidak, mereka tidak menyia-nyiakan waktu sedetik pun dan meminta kami mulai latihan hari itu. 

Cara kerja Shivaraman dan Dharvin mengingatkan saya pada cara kerja Guru saya, Guruji Anand Krishna. Guru saya memiliki cara kerja yang sangat cepat dan beliau tidak pernah membuang-buang waktu dalam keadaan apapun. Bahkan dalam keadaan paling terpuruk dalam hidup, beliau tidak pernah berhenti berkarya. Tiada satu pun orang yang mampu mengispirasi saya di dunia ini seperti cara Guruji mengispirasi saya. Bagi saya, Guruji adalah segala-galanya, my Guru is my everything.

Saya teringat lagi satu paragraf dalam buku Guruji:

“Menggunakan waktu secara efisien dan dengan penuh semangat berarti menambah saldo energi. Sebaliknya, penggunaan waktu secara tidak efisien dan tanpa semangat berarti mengurangi saldo energi.”

(Anand Krishna, Alam Sini Alam Sana, pp. 23)

Saya mengagumi Sivaraman dan Dharvin karena mereka tidak membuang-buang waktu dan fokus akan tujuan kedatangan mereka ke One Earth School yaitu memberikan training Silambam. Untuk remaja dengan usia 18 dan 20 tahun, cara berpikir seperti bisa dikatakan cara berpikir yang sudah matang.

Bagi kebanyakan anak-anak muda di Bali pada umumnya, kebanyakan dari mereka suka membuang-buang waktu untuk mengerjakan hal-hal yang tidak bermakna. Semua ini didukung oleh budaya patriaki di kalangan masyarakat Bali yang berdampak pada anak laki-laki mereka. Anak laki-laki Bali cenderung dimanjakan dan dibuat menjadi malas, tidak perlu bekerja keras dan mereka akan mendapatkan segala-galanya. Akibatnya, sampai tua pun kebanyakan dari mereka menjadi tidak mandiri, tidak memiliki rasa percaya diri dan tidak memiliki semangat untuk menghadapi tantangan kehidupan. Cara berpikir yang harus dirombak total dan dibuang jauh ke laut.

Bersama Dr. M. Chandra Segaran, Sivaraman & Dharvin

Dalam sebuah kesempatan saat menemani mereka berjalan-jalan ke Bajrasandi, saya bertanya kepada Sivaraman dan Dharvin:

“Apakah kalian berdua punya pacar (girlfriend)?”

Mereka serempak menjawab: “Tidak Teacher, kami tidak punya pacar dan belum pernah pacaran.”

Sekali lagi, saya amazed dengan jawaban mereka dan balik bertanya: “Mengapa?”

“Buang-buang waktu Teacher! Lagian, kalau kita punya pacar, kita tidak akan punya waktu untuk teman-teman. Kita tidak akan bisa fokus meraih tujuan kita.”

Jawaban yang brilliant dan cemerlang. Seharusnya setiap anak muda memiliki cara pandang yang seperti itu dan tidak terpengaruh oleh cara pandang orang kebanyakan yang cenderung keliru.

Saat ini, Sivaraman sedang bekerja part time dan mengikuti kuliah secara online. Sedangkan Dharvin sedang fokus untuk mengikuti kompetisi Sukma di Malaysia dan akan membuka kelas Silambam. Saya berdoa, semoga siswa One Earth School mampu melakoni setiap hal yang telah diajarkan oleh Sivaraman dan Dharvin, memiliki keteguhan hati dan selalu berfokus pada tujuan hidup yang berlandaskan pada Dharma.

Di akhir kata, izinkan saya mengutip satu kutipan dari Bhagavad Gita karena hari ini adalah Hari Gita Jayanti:

"Perform all your actions in the spirit of service. Remember, service calls for sacrifice, and the greatest sacrifice is that of your ego, of your selfish motives. Act for the welfare of all - this is the course of wise action."


~ Bhagavad Gita: Yesterday, Today & Tomorrow
Transcreation and Purport by Guruji Anand Krishna


"Bekerja dan berkaryalah dengan semangat pelayanan. Ingatlah, pelayanan memerlukan pengorbanan, dan pengorbanan terbesar adalah egomu, kepentingan pribadimu. Bekerja dan berkaryalah untuk kesejahteraan semua - ini adalah tindakan yang mulia dan bijaksana."

~ Bhagavad Gita: Yesterday, Today & Tomorrow
Terjemahan dan penjelasan bebas oleh Guruji Anand Krishna

 

Guruji, terima kasih atas bimbingan dan berkahMu, terima kasih sudah menghadirkan kembali Silambam di One Earth School. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Dr. M. Chandra Sagaran, Master Sivaraman, Master Dharvin dan segenap tim Majlis Silambam Porrkalai Malaysia atas upaya tanpa pamrih dan mengajar Silambam di One Earth School.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belajar MV dari Upie Guava

Sadgati Praptir-astu, Memaknai Kematian

Secercah Pendar Senyum