Me Time, Slogan Pemalas Kelas Wahid

“You perish not because of other people’s doing, but because of your own doing.”

“Kau hancur bukan karena perbuatan orang lain, tetapi karena perbuatanmu sendiri.”

(Anand Krishna, The Gospel of Mahamaya 125, pp. 61)

 

Sekarang marak sekali orang menggunakan slogan dan istilah “ME TIME.” Sekilas slogan ini tidaklah terlihat berbahaya. Sekilas, rasanya sah-sah saja orang menggunakan slogan tersebut. Jika kita tilik kata tersebut, rasanya seolah-olah orang yang mengatakan hal tersebut mengganggap bahwa waktu adalah miliknya. Pertanyaan berikutnya: “benarkah waktu berada dalam genggaman kita?”

Cara pandang ME TIME adalah sebuah ilusi. Mereka yang terjerat pada ilusi ME TIME adalah mereka yang memiliki cara pandang materialis, mereka mengganggap bahwa dunia benda ini adalah satu-satunya kebenaran dalam hidup. Para materialis adalah orang-orang malas, bodoh serta enggan untuk menyadari dan menerima kenyataan hidup bahwa KITA TIDAK BISA MENGGENGGAM & MEMILIKI WAKTU, WAKTU BUKANLAH MILIK KITA. 

Ya, waktu akan selama ada, tetapi kita tidak akan ada selamanya. Bahwa kematian adalah sebuah keniscayaan dalam hidup ini. Jika kematian adalah sebuah keniscayaan dalam hidup, lantas bagaimana kita akan mengisi kehidupan ini?

Bagi para materialis bebal malas bin bodoh, mereka akan menggunakan waktu untuk memuaskan panca indera mereka, mereka akan hidup untuk diri mereka sendiri. Orang susah, itu urusan mereka, urusan saya adalah untuk menikmati segala kenikmatan dan kenyamanan tanpa gangguan. Orang lain susah, peduli amat, itu karma mereka.

Bagi para bijak, mereka menyadari bahwa hidup bisa berakhir kapan saja tanpa udangan. Oleh karenanya, mereka akan memanfaatkan waktu mereka untuk melakukan pelayanan tanpa pamrih, bahasa kerennya SEVA (Sansekerta).

Bagi para bijak, SEVA adalah cara terbaik bagi untuk mengisi hidup dan waktu yang diberikan kepada mereka. Mereka sadar, bahwa waktu bukanlah milik mereka, paham bahwa hidup mereka pun bukan milik mereka. Bagi mereka, kesempatan untuk melayani adalah sebuah berkah mulia dari Keberadaan. Bagi mereka, SEVA bukanlah sebuah beban. Bagi mereka yang mengganggap SEVA sebagai sebuah beban, berarti belum memahami makna hidup. Tidak paham dan belum punya pengalaman pribadi bahwa:

“Tubuh ini, pikiran ini, dan segala yang kumiliki adalah milikMu; aku hanya dapat menghaturkan padaMu segala yang telah Kau berikan padaku; Om, Jayalah Penguasa Semesta…”

(Anand Krishna, Puspanjali, pp. 50)

 

Picture courtesy: https://www.pexels.com/photo/healthy-nature-fashion-love-724306/

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belajar MV dari Upie Guava

Sadgati Praptir-astu, Memaknai Kematian

Secercah Pendar Senyum