Mata adalah Jendela Jiwa
Pepatah mengatakan: “Mata adalah jendela jiwa”. Mata
hanyalah merefleksikan apa yang ada di kedalaman sanubari manusia. Niat seorang
manusia dapat dilihat dari sorot matanya. Bagi mereka yang memiliki kepekaan,
mereka dapat memahami jiwa manusia melalui matanya. Mulut manusia bisa
berbohong, tetapi matanya tidak akan bisa berbohong.
Manusia bisa menutupi busuknya niat di dalam diri mereka
melalui kata-kata dan tingkah lakunya, tetapi niat yang busuk itu akan tetap
terbaca lewat pancaran mata mereka.
Apa yang membuat manusia bisa berubah, sekalipun seolah-olah mereka dekat dengan seorang pemandu jiwa mereka tetap tidak berubah dan tidak mau memperbaiki diri. Saya teringat sebuah kutipan yang dituliskan oleh Ma Archana:
"I just asked Guruji this morning about Kumar Giri's
case. If everybody has Desires... what is it to be done not to awaken the tiger
within you. Simply... the answer is avoid KUSANG."
~ Mā Archanā
Terjemahannya:
"Saya bertanya kepada Guruji pagi ini tentang kasus
Kumar Giri. Jika semua orang memiliki Hasrat, Nafsu... apa yang harus dilakukan
agar tidak membangkitkan harimau dalam diri ini. Jawabannya simpel, hindari
KUSANG." ~ Mā Archanā
Satu hal yang paling mematikan kebaikan dalam diri manusia
adalah KUSANG. Setiap manusia memiliki ego, memiliki hasrat dan nafsu, tetapi
semua ini akan menjadi semakin tidak terkendali seperti macan keluar kandang ketika
manusia terjerat dalam KUSANG (pergaulan yang tidak menunjang pertumbuhan
jiwa). Manusia menjadi kehilangan kemanusiaannya tatkala ia bergaul dengan
orang yang salah.
Masih ingat cerita tentang Kekayi, ibu tiri dari Rama? Pada
dasarnya, ia adalah perempuan yang sangat baik dan sangat mencintai Rama
seperti ia mencintai putra kandungnya, Bharata. Tetapi karena dihasut dan
dibombardir oleh Manthara, sang pembantu yang memiliki dendam pada Rama, maka
lama-kelamaan Kekayi menjadi terpengaruh dan termakan oleh hasutan Manthara.
Singkat cerita, ia meminta kepada suaminya, Raja
Dasharatha, untuk mengasingkan Rama ke hutan selama 14 tahun dan menobatkan
anaknya Bharata sebagai raja Ayodya. Begitu hebatnya pengaruh kusang dalam
menghancurkan karakter manusia. ABC – always be careful.
Hanya karena pengaruh pergaulan dengan seorang pembantu
yang memiliki niat buruk, satu kebijakan kerajaan bisa dipengaruhi. Tetapi
ingatlah bahwa setiap orang harus menanggung akibat perbuatannya masing-masing.
Jika kita merusak hidup kita sendiri, kita bodoh dan hanya
akan menanggung konsekuensi pribadi. Tetapi ketika kita merusak hidup orang
lain dan mencelakakan begitu banyak orang, maka kita akan berurusan dengan
seantero alam, dengan Bunda Semesta dalam wujudnya sebagai Mahakali. Berhati-hatilah.
Mereka yang seolah-oleh berada di atas angin dan tidak
tersentuh oleh apapun hanya akan menunggu waktu. Pada akhirnya, kebenaran akan
selalu jaya. Satyam Eva Jayate.
Berhati-hatilah dengan keangkuhanmu, akhirnya
ia akan membuktikan kesia-siaanmu. Mereka yang mendukungmu saat ini akan
meninggalkanmu di tengah laut, ketika mereka sadar akan kesia-siaanmu. Aduh,
saat itu kau akan ditinggal seorang diri. Kau akan mati kesepian seperti yang
terjadi sebelumnya. Dan sekali lagi kau akan mengulangi cerita lama. Jika saja
kau menyimak pelajaranmu dalam hidup ini!
(Anand Krishna, The Gospel of Mahamaya, pp. 192)
Picture courtesy: https://discoveryeye.org/way-eyes-work/
Komentar
Posting Komentar