Self-Discipline: The Importance of Workout
“Hendaknya seseorang berusaha untuk
membangkitkan dan menyelamatkan diri dengan upaya sendiri dan tidak
membiarkan diri terjerumuskan oleh ulah
sendiri. Sesungguhnya, ‘diri’-mu adalah kawan dan lawanmu sendiri.”
(Anand Krishna, Bhagavad Gita 6:5)
Tepat seminggu sebelum pembagian rapor semester lalu,
seorang sahabat berdiskusi dengan saya tentang pentingnya workout
terutama latihan beban setelah berumur di atas 40 tahun. Sahabat tersebut juga
menyampaikan bahwa salah seorang aktor di Indonesia mengalami kecelakaan dan
saraf tulang punggung mengalami kerusakan secara permanen. Secara teori actor
tersebut seharusnya tidak bisa berdiri lagi, tetapi nyatanya masih bisa berdiri
dan berjalan karena dia melatih otot-otot punggungnya. Kisah lain yang dia sampaikan
adalah cerita tentang seorang nenek berusia 90 tahun asal Amerika yang
memenangkan kejuaraan lari marathon.
Dua kisah yang disampakan oleh sahabat tersebut sangat “mind
blowing”, mencengangkan. Kok bisa? Selama ini saya berpikir hanya dengan
disiplin meditasi dan yoga sudah cukup untuk menjaga kesehatan. Tetapi di sisi
lain saya juga menyadari bahwa masih ada sesuatu yang belum saya lakukan, entah
apa. Masih ada yang miss, yang terlupakan. Secara umum kelenturan badan
saya terjaga dengan melakukan yoga, tetapi saya merasa bahwa stamina tubuh saya
tidak sebaik sebelumnya seperti saat berumur di bawah 35 tahun.
Sahabat tersebut kemudian mengingatkan, kamu mikir ga
kenapa Guruji mendatangkan tim Silambam (ancient Hindu Martial Art) dari
Malaysia ke sekolah (One Earth School) dan ke Anand Ashram? Iya juga ya,
kenapa? Karena physical exercise itu penting banget Eka. Lihat saja
Guruji yang sudah sepuh, beliau saja setiap pagi selalu jalan kaki untuk
menjaga kesehatan.
Setelah percakapan itu, keesokan harinya saya mulai
melakukan riset serius tentang latihan beban. Awalnya saya mikir bahwa latihan
beban itu harus pake barbel, wah repot juga masa harus ke gym? Malas ah.
Ternyata saya salah….
![]() |
Secara sederhana, latihan beban adalah jenis olahraga yang
menggunakan beban untuk melatih otot dan meningkatkan kekuatan/stamina. Beban
ini bisa berupa beban tubuh sendiri (seperti push up, sit up, squat, pull up)
atau menggunakan alat bantu seperti dumbel atau barbel.
Jenis latihan seperti ini tidak asing untuk saya karena
dulu selalu saya lakukan saat aktif mengikuti pencak silat selama 7 tahun. Tetapi
semua itu terhenti karena perkara klasik, sudah masuk ke dunia kerja, sibuk membangun
karir dan olahraga tidak lagi menjadi prioritas.
Seminggu setelah percakapan tentang latihan beban tersebut,
kami dikejutkan oleh seorang sahabat yang mengalami stroke, usia relatif muda,
45 tahun. Kondisi ini membuat saya merenung, menggali lebih dalam dan menemukan
beberapa fakta menarik terkait dengan kondisi otot manusia.
Massa dan kekuatan otot kita meningkat secara perlahan
sejak lahir hingga usia 30-35 tahun. Setelah usia 35 tahun, jika tidak dilatih
secara disiplin, otot kita melemah dan kehilangan massa yang dikenal dengan
istihah sarcopenia. Di atas usia 35 tahun, kita kehilangan
sekitar 3-8 % massa otot setiap 10 tahunnya. Jadi kebayang mengapa kakek dan
nenek kita ototnya makin tepos alias makin mengecil dan bergelambir.
Karena penurunan massa otot yang terjadi setelah usia 35
tahun, maka penting sekali bagi kita untuk mulai melakukan latihan beban (weightlifting)
setelah berusia 40 tahun. Hal ini harus menjadi sebuah disiplin dan kebutuhan
harian. Dalam sebuah website tentang workout saya menemukan sebuah kutipan
menarik tentang latihan beban/weightlifting:
“Cardio is like day trading for quick profit
(burn calories). Weight training is like investing for passive income (boosts
metabolism).”
Latihan kardio (jenis olahraga yang memacu detak jantung
dan pernafasan) seperti penjualan harian untuk mendapatkan keuntungan cepat
(membakar kalori). Sementara itu, latihan beban layaknya sebuah investasi
jangka panjang untuk mendapatkan pendapatan pasif (meningkatkan metabolisme
tubuh).
Latihan beban penting dilakukan setelah kita berusia 40
tahun untuk menjaga kesehatan kita secara menyeluruh. Hal ini membantu kita
melawan penurunan massa otot karena usia (sarcopenia),
meningkatkan kepadatan tulang, meningkatkan laju metabolisme, dan membantu
pergerakan sendi.
Pada umumnya, ketika kita menua, masalah lain yang akan
kita hadapi adalah masalah osteoporosis (pengeroposan tulang). Ketika otot kita
mengalami sarcopenia maka kita akan menjadi rentan untuk mengalami
osteoporosis. Dengan disiplin melakukan latihan beban, otot kita akan menjadi
semakin kuat. Otot yang kuat akan menjaga tulang kita sehingga menghambat laju
osteoporosis.
Setelah mendapatkan beberapa pemahaman, saya mulai mereset
ulang mind set saya. Selama ini saya berpikir karena usia menua maka
tubuh menjadi lemah dan sepertinya kondisi ini tidak bisa dikembalikan seperti
dulu. Ternyata saya salah. Saya yang tidak lagi melakukan workout
seperti dahulu. Jika saya tetap mempertahankan lifestyle saya seperti
saat masih berlatih pencak silat, saya tidak akan mengalami masalah kesehatan
yang serius. Dengan pemahaman ini, saya mulai melakukan latihan beban dan
workout secara setiap hari.
Target saya tidak terlalu muluk. Selama liburan ini
(sekitar 3 minggu), saya mentargetkan melakukan push up 3 set (@10 push up),
sit up 1 set (@10 sit up), dan squat dengan mempertahankannya selama 5 menit.
Selain itu, saya juga mengkombinasikan kegiatan latihan beban dengan Interval
Walking Training/Japenese Walking.
Setelah melakukan workout intensif selama 3 minggu, stamina
tubuh saya menjadi semakin membaik. Berjalan menjadi semakin ringan. Saya
merasa lebih berenergi dan semakin percaya diri. Saat sedang liburan di
Mataram, saya harus menemani salah satu anggota keluarga yang opname di rumah
sakit dan dirawat di lantai 5. Selama 3 hari mendapatkan giliran jaga, saya
memilih untuk naik tangga daripada menggunakan lift saat akan naik atau turun
dari gedung. Biasanya naik lantai 3 saya agak ngos-ngosan, tetapi kali ini
kondisinya berbeda. Naik tangga 5 lantai terasa ringan dan tanpa beban. Ah,
senangnya!
Jangan tunggu sampai sakit baru workout, jangan
tunggu sampai tua baru workout. Do it now. Meditasi penting, yoga
juga penting, makan sehat (vegetarian) ga kalah penting. Tidur maksimal jam 10
malam supaya tubuh kita punya waktu untuk membuang racun-racun yang ada pada organ
tubuh kita. Yuk jadi sehat dengan menerapkan disiplin ketat pada diri kita
sendiri. Pilihan ada di tangan kita. Mau pilih investasikan waktu untuk workout
dan meraih kesehatan atau malas-malasan dan menginvestaikan waktu untuk beraduh-aduh
terkena penyakit. Pilihan ada di tangan kita. Pilihlah dengan bijak.
Picture courtesy: Karl Solano (www.pexels.com/photo/person-wearing-grey-nike-sneakers-2729899/)
Komentar
Posting Komentar