Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Acharya Devo Bhava

Gambar
“Hubungan kita dengan seorang Sadhguru adalah murni hubungan jiwa. Tak ada landasan lain. Hubungan-hubungan duniawi berakhir di liang kubur, atau tempat perabuan jasad. Hubungan jiwa tidak pernah berakhir.” (Guruji Anand Krishna, Jatuh, Bangun, Jatuh Lagi dan Bangun Kembali, hal. 149) Makam Bapak Surya Hadi, My Mentor Kita hanya akan memahami arti hadir seorang Guru saat ia sudah tidak berada di tengah-tengah kita. Perasaan itu muncul ketika saya kehilangan mentor dalam hidup saya. Seorang mentor yang pernah membimbing saya sebelum saya dipertemukan dengan Guru Spiritual saya, Bapak Anand Krishna. Jujur, saya tidak bisa mendeskripsikan perasaan kehilangan itu. Hanya orang yang pernah berguru yang mampu memahami perasaan kehilangan semacam itu. Bagi saya, perasaan kehilangan seorang guru, seorang mentor, tidaklah sama dengan perasaan kehilangan anggota keluarga, kerabat, sahabat, bahkan kehilangan kekasih. “Persahabatan Sejati antara Guru dengan Siswa tidak mengandung sedikit p

Rembulan Wejangan Guru

Gambar
Dalam kehidupan ini, ada sebuah peran dalam yang tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun yaitu peranan seorang Guru, seorang Master. Saya teringat sebuah pesan dari Guru saya: “When you lose one of your family members, you lose a blood relation. When you lose a friend, you lose someone that you may have been connected to emotionally, mentally or intellectually. But when you lose a master, you lose someone who cares for your soul, your spirit. There can be no greater loss than that.” (Guruji Anand Krishna, The Gospel of Mahamaya 108) Guru dan Murid “Ketika kau kehilangan seorang anggota keluarga, kau kehilangan seseorang yang memiliki hubungan darah denganmu. Ketika kau kehilangan seorang sahabat, kau kehilangan seseorang yang memiliki hubungan mental denganmu. Tapi ketika kau kehilangan seorang guru, kau kehilangan seseorang yang sangat peduli terhadap ruhmu, jiwamu. Tidak ada kerugian lain yang melebihinya” (Guruji Anand Krishna, The Gospel of Mahamaya 108). Saya baru meny

Labirin Duka Derita Part 6: Mandala

Gambar
“Gurudev, apa yang bisa kita lakukan untuk mengingatkan Sangram tentang jalan hidupnya?” Gurudev membisu dan tidak berkata sepatah pun kata selama beberapa saat. Suasana hening, penuh kedamaian yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. “Medha, kau sudah mencurahkan segenap perhatian, waktu dan tenagamu untuk mendidik Sangram dan anak-anak lainnya. Kau sudah melakukan apa yang harus kau lakukan. Kau sudah memenuhi janjimu padanya. Kita telah berupaya untuk mendidiknya sebaik mungkin. Dia sudah memilih dan setiap pilihan memiliki resikonya masing-masing. Ingat, kau hanya bisa berupaya, hasilnya bukan di tanganmu. Lepaskan dirimu dari keterikatan terhadap hasil. Semua itu hanya akan membebani jiwamu.” “Gurudev…” Hanya kata-kata itu yang bisa terucap dan hati ini rasanya bagai disayat sembilu. “Dasar anak bodoh, tolol, idiot,” ucapku membatin dalam hati. “Medha, ia belum paham tentang dirinya. Bahkan setelah 12 tahun mendapat pendidikan di Gurukula, ia belum lulus. Something w

Unveil Yourself To The Master

Gambar
“Keep your veil for the world, unveil yourself to the Master.” “Tutuplah dirimu terhadap dunia, bukalah dirimu terhadap Sang Guru.” (Anand Krishna, The Gospel of Mahamaya, hal. 113) Guru Shishya Parampara Guru, kuserahkan diri ini hanya padaMu. Kau tahu segala hal tentang diri ini. Kaulah penguasa tiga masa yang mengetahui kebenaran tentang masa lalu, masa kini, dan masa depanku. Sungguh, tiada satupun yang hal yang perlu kusembunyikan dariMu. Guru, tuntun aku dalam setiap langkah. Semoga setiap keputusan yang kuambil selalu selaras denganMu. Berikan aku kekuatan sehingga hanya namaMu selalu terucap di bibir ini. Hingga akhir hayat, semoga hanya Engkau yang selalu kuingat. HadirMu ibarat oase yang membasahi kegersangan jiwaku.  Orang bilang, kehadiran seorang Guru dalam sebuah masa kehidupan adalah anugrah yang tak terhingga… Seorang anak di sekolah pernah bertanya: “Teacher, apakah kita bisa mendalami spiritualitas tanpa seorang Guru?” Aku hanya tersenyum, dan lagi-lagi ha

Bodhicitta, Sebuah Lompatan Kuantum

Gambar
Bodhicitta Hall di Anand Ashram Ubud “Ada masa-masa dalam kehidupan kita masing-masing, dimana kita merasa kehilangan arah , tidak tahu kemana harus melangkah . Tidak tahu jalan mana yang harus dipilih dan ditempuh.” “Karena itu, menepilah sejenak, masuklah ke dalam diri. Fokuslah pada diri, lakukan perjalanan ke dalam diri. Arjuna pun melakukan hal yang sama 5.000 tahun lalu. Ia masuk ke dalam diri dan menemukan Krishna, sang kusir agung yang menjadi pemandu bagi kereta kehidupannya. Krishna berkata padanya: “Aku di sini, jangan takut.”” “Begitu fokus ke dalam diri , kita mendapatkan panduan yang kita butuhkan . Jika perlu, kita akan dituntun untuk bertemu dengan orang yang tepat yang dapat membantu kita atau dipertemukan dengan kondisi yang tepat yang menguntungkan kita. Biarkan Suara Batin membimbing kita. Jangan biarkan mind , gabungan gugusan pikiran dan perasaan menjadi tuan atas diri kita. Biarkan pencarian di luar dimulai dari dalam diri. Biarkan Realitas Tunggal di dalam