Life Starts at 40

Orang bilang, “Life starts at 40.” Kali ini, ulang tahun saya yang ke-40 memang sesuatu banget. Banyak kejadian-kejadian yang saya alami pada momen tersebut dan sebulan sesudahnya. 

Sebuah berkah karena Pemandu Spiritual saya, Guruji Anand Krishna hadir di Bali dari tanggal 22 Mei 2024 – 10 Juni 2024. Momen-momen ini adalah momen yang sangat sibuk bagi para teachers di One Earth School karena sedang proses ujian akhir semester dan menyiapkan raport.

Selama Guruji hadir di Bali, kegiatan di Anand Ashram sangat padat, begitu juga dengan tugas-tugas di sekolah. Tidak terbayang bahwa tugas-tugas yang perlu saya selesaikan menjadi dua kali lipat dibanding momen-momen sebelumnya. Tetapi di sisi lain, kehadiran beliau adalah oase tersendiri bagi saya di tengah padatnya kegiatan.

Pada hari Sabtu, 1 Juni 2024, saya berulang tahun yang ke-40. Sehari sebelumnya, salah seorang sahabat yang biasa mendokumentasikan kegiatan di Anand Ashram mengatakan bahwa dia bisa menghandle dokumentasi kegiatan Metatah yang diadakan di Anand Ashram Ubud pada tanggal 1 Juni tersebut. Sahabat tersebut menyampaikan bahwa saya hanya perlu datang ke Anand Ashram Ubud pada tanggal 1 Juni sore untuk mendokumentasikan kegiatan Med Clubbing saja.

Sehari sebelumnya pada hari Jumat, 31 Mei 2024, saya diminta hadir oleh sahabat tersebut untuk mendokumentasikan kelas Study Circle di Anand Ashram Ubud jika Guruji berkenan memberikan wejangan. Selesai kelas, kami pulang cukup larut dan saya agak santai, karena besok pagi tidak bertugas untuk mendokumentasikan kegiatan Metatah (potong gigi) di Anand Ashram Ubud.

Pada hari Sabtu, 1 Juni, saya bangun agak terlambat, kepala agak kliengan karena sedang datang bulan. Entah mengapa perasaan saya tidak enak, sepertinya saya harus mengecek HP. Dan ternyata benar, ada WA dari Ma Upasana (asisten pribadi Guruji), saya harus hadir di Anand Ashram Ubud untuk mendokumentasikan kegiatan Metatah. Jujur, saya langsung panik, waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi, sementara acara akan berlangsung pukul 9. Saya langsung packing karena harus mengikuti acara di sana sampai malam, dan terbirit-birit masuk kamar mandi. Yang lebih horror lagi, motor saya tinggalkan di sekolah tadi malam. Panik bukan kepalang, untuk tetangga kamar akan pergi ke sekolah untuk mengisi kegiatan Saturday Workout untuk siswa-siswa di asrama. Saya bergegas ikut dan mengambil motor dengan terburu-buru, balik ke tempat saya tinggal dan menaikkan barang-barang yang saya perlu bawa ke motor.

Saya melarikan motor sekencang-kencangnya ke Anand Ashram Ubud, waktu tempuh jika kondisi normal adalah sekitar 1 jam. Tetapi pada beberapa ruas jalanan di Kota Denpasar sudah macet pagi-pagi, dan saya menjadi lebih panik lagi. Saya berdoa supaya saya bisa sampai tepat waktu di Anand Ashram Ubud. Fiuhhhh, saya tiba 10 menit sebelum cara dimulai. Not bad lah, meskipun jantungnya masih dag dig dug seerrrrr….

Setelah kegiatan metatah selesai, semua peserta berfoto bersama dengan Guruji. Saya juga memberanikan diri untuk meminta blessing beliau. Saya berkata: “Guruji, saya ulang tahun yang ke-40 hari ini, mohon berkenan untuk memberikan berkah.” Saya kemudian menyentuh kaki beliau. Beliau berkata: “Sini-sini kalian berdua, fotografernya jarang-jarang difoto. Ayo kita foto Bersama.” Hati rasanya deg-deg ser bisa berfoto bertiga dengan Guruji. Sebuah pengalaman yang tidak akan pernah bisa saya lupakan. Di hari ulang tahun saya yang ke-40, saya bisa melewatkan satu hari berada begitu dekat dengan seorang Guru. 

Kegiatan berlanjut pada malam hari dengan kegiatan Med Clubbing (kegiatan selebrasi penuh keceriaan dengan menyanyi dan menari Bersama). Saya Kembali mendapatkan berkah untuk mendokumentasikan kegiatan tersebut. Selesai kegiatan, saya pulang naik motor. Kata orang: “Sky is the limit”, langit adalah Batasan kita Hari itu, saya menembus sebuah perasaan yang membatasi saya secara fisik. Dalam kondisi fisik yang “at the lowest point”, pada titik nadir, titik terendah karena kelelahan dan menstruasi, saya menembus semua itu. Batasan itu ada level mental kita. Fisik kita memang menua, tetapi semangat membara yang selalu Guruji ajarkan mampu menembus segala batasan fisik.

Yang lebih mengejutkan lagi adalah surprise pada hari Senin, 3 Juni 2024 dari anak-anak. Pada saat selesai assembly, salah seorang anak SMA mendatangi saya dan mengatakan sedang terjadi keributan di perpustakaan. Saya langsung naik karena anak yang menyampaikan hal tersebut datang dengan muka yang sangat panik. Sesampainya di atas: “Kejutan.” Semua siswa SMP dan SMA berkumpul, menyanyikan lagu selama ulang tahun, lengkap dengan kue dan karangan bunga. So sweet. Saya yang awalnya agak kesal hanya bisa tersenyum haru dengan kejutan yang diberikan. Guruji, terima kasih atas segalanya. Semua itu terjadi karena berkahMu. Tiada lagi yang saya harapkan dariMu, selain bisa bersembah sujud di kakiMu.

“Awan selalu bergerak, muncul dan hilang, pola mereka berubah terus, namun angkasa luas, ruang tempat perubahan-perubahan itu terjadi, tak pernah berubah. Spiritualitas memperhatikan angkasa luas, ruang yang tak berubah itu. Materialisme memperhatikan pola awan yang berubah terus.”

(Anand Krishna, The Gospel of Mahamaya p. 121)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belajar MV dari Upie Guava

Sadgati Praptir-astu, Memaknai Kematian

Secercah Pendar Senyum