Children, Tabularasa???

Artikel ini merupakan buah pemikiran Guruji Anand Krishna yang diterjemahkan secara bebas oleh penulis blog.

“Indeed, the theory that children are born tabula rasa has been proven wrong by modern open minded neuroscientist. Rishis, the ancient soul scientists discovered it thousands of years ago. Children are born with certain samskaras and/or vikaras as also vasanas. That is good and bad impressionsmemories as well as obsessions. We may choose to connect it with former lives, genes or whatever.”

Sesungguhnya, teori yang menyatakan bahwa anak lahir tabula rasa (seperti kertas kosong, putih bersih dan tanpa noda/dosa) telah dibantah oleh para ahli neurologi yang berpikiran terbuka. Rishi, para saintis jiwa kuno telah menemukan teori tersebut ribuan tahun yang lalu. Anak-anak terlahir dengan kecenderungan (sifat) baik dan kecenderungan (sifat) buruk, serta memori tertentu, obsesi serta harapan-harapan. Kita dapat mengaitkannya dengan sifat bawaan dari masa kehidupan sebelumnya, atau bawaan genetik dan lain sebagainya.

“Modern education system needs an overhaul for the sake more humane humanity. It is harmful to society if we choose to stick to old theories and follow the child. Ravana was a great devotee, meditator, yogi and intelligent - but all those thing enhanced his vikaras or bad traits.”

Sistem pendidikan modern perlu diperbaiki demi menciptakan sumber daya manusia yang lebih manusiawi. Sangatlah berbahaya bagi masyarakat jika kita tetap bersikukuh dengan teori lama dan mengikuti kemauan anak. Rahwana adalah seorang bhakta (pengabdi), meditator, yogi dan juga cerdas – tetapi semua hal itu hanya memperkuat sifat-sifat buruk di dalam dirinya.

“As educationists it is the responsibility of each and every teacher to first and foremost identify the vikaras or bad traits in the children they are entrusted with; eliminate them; make them unlearn first; discipline them, and only then feed them with samskaras through values-based educationyogameditation, etc.”

Sebagai pendidik, hal utama yang harus dilakukan adalah mengindentifikasi kecenderungan (sifat) buruk yang ia bawa, menghilangkannya sifat buruk tersebut, dan mendisiplinkan anak. Baru kemudian ditumbuhkan sifat-sifat baik melalui pendidikan budi pekerti, yoga, meditasi, dsb.

(Anand Krishna)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belajar MV dari Upie Guava

Sadgati Praptir-astu, Memaknai Kematian

Secercah Pendar Senyum