Siapa Yang Paling Beruntung?
Ada yang harus menunggu selama puluhan tahun sebelum
bertemu Guru Sejati, babak belur karena hidup dalam gelap kebodohan. Kemudian dipertemukan
dengan seorang Guru dan memiliki keyakinan penuh kepada Guru dan memutuskan
untuk memberikan hidup mereka untuk melayani visi dan misi Sang Guru.
Yang lain juga babak belur selama puluhan tahun,
dipertemukan dengan Sang Guru Sejati, tidak terjadi sesuatu dalam diri mereka
dan kemudian meninggalkan Sang Guru.
Ada yang sedari kecil sudah dipertemukan dengan Guru Sejati,
tumbuh keyakinan dalam dirinya, dan memutuskan untuk melayani visi dan misi
Guru.
Ada jiwatma lain yang juga dipertemukan dengan
seorang Guru sejak kecil, sempat memiliki keyakinan. Sangat dekat secara fisik,
akrab dengan seorang Guru tetapi kemudian kehilangan keyakinan dan meninggalkan
Sang Guru.
Siapa yang jauh lebih beruntung? Entahlah. Hanya Dia yang mengetahui
segalanya. Dia, Sang Sutradara Agung Kehidupan.
Pertemuan dengan seorang Guru bukanlah sebuah kebetulan.
Ada sebuah proses panjang yang sudah kita lewati dalam sekian masa kehidupan
sehingga kita akhirnya dipertemukan dengan seorang Guru.
Perjalanan dan proses yang sudah kita lalui membuat hujan
berkah turun dan kita diberkahi dengan kehadiran seorang Guru Sejati.
Bagaimana selanjutnya? Akankah perjalanan jiwa kita akan
berlanjut atau terhenti di titik ini?
Krishna & Arjuna |
Semua terserah pada kita. Tetapi lagi-lagi Krishna
mengingatkan Arjuna sebelum perang Bharata Yudha dimulai ketika ia ingin
melarikan diri karena takut menghadapi Kakek Bhisma dan Guru Drona:
“Jika kau melarikan diri kewajibanmu sebagai seorang ksatria
untuk menegakkan keadilan dan mengukuhkan kembali Dharma (kebajikan abadi nan
kekal abadi), maka kau akan musnah berantakan.”
Krishna sangat tegas, lugas dan tidak bermulut manis
seperti para motivator masa kini.
Setiap pilihan memiliki konsekuensi, tetapi seringkali kita
tidak mau mendengarkan nasehat mereka yang bijaksana karena ego, kesombongan
dan arogansi kita. Sudah diberitahu bahwa api dapat membakar, tetapi kita tetap
memasukkan tangan ke dalam api. Betapa bodoh dan memilukannya keadaan kita. Baru
tahu sedikit hal tentang kehidupan, tetapi kita merasa sudah tahu
segala-galanya dan tidak mau menerima tuntunan seorang Guru. Betapa memilukannya
nasib kita. Jika sudah seperti itu, maka janganlah mengharapkan moksha
dalam kehidupan ini. Tidak akan ada yang mampu menyelamatkan kita dari kejatuhan
dan kehancuran.
Dhanya
bhag seva ka avasar paya
Charan
kamal ki dhul bana mai(n)
Moksha
dvar ta aya
Sungguh beruntung diriku, sehingga dapat meraih
kesempatan untuk melayani sesame mahluk dan menjadi debu di bawah kaki-Mu
Demikian, aku terbebaskan dari segala duka
derita dan terbukalah pintu moksha, kebebasan mutlak nan abadi bagi yang selama
ini terperangkap dalam sangkar duniawi.
(Vasant
Dev, dari film Sur Sangam, 1985, disitasi dari Buku Alam Sini Alam Sana karya Guruji
Anand Krishna)
Picture
courtesy: Krishna Arjuna Bhagwat Geeta by Harsh Malik
(https://fineartamerica.com/featured/krishna-arjuna-bhagwat-geeta-harsh-malik.html)
Komentar
Posting Komentar