Kelahiran Krishna dan Munculnya Mahamaya ke Dunia

“Unfortunately the system has corrupted the minds of an entire generation. They have no sense of direction, they don’t know what they are searching for - they just follow the trend, any trend. And, even if a spiritual guide is there to guide them, they don’t appreciate it. Pity.”

    Guruji Anand Krishna

Sebuah teguran yang begitu keras dari seorang pemandu spiritual tentang sistem pendidikan saat ini. 

Sistem pendidikan kita sudah berada di ambang kehancuran. Semua ini bertambah parah sejak terjadinya pandemi. Sungguh disayangkan memang, tetapi itulah kenyataan yang sekarang kita sedang hadapi. Dunia pendidikan yang “Go Online” mulai dari level TK - SMA sudah merusak anak-anak. Perlahan tetapi pasti, mereka mulai menjadi robot dan tidak memiliki kesadaran atas apa yang sedang terjadi dengan segala sesuatu di sekeliling mereka. Mereka menjadi semakin malas untuk berpikir, tidak memiliki kemauan untuk membaca buku karena semua sudah tersedia online. Tanpa mereka sadari semua itu mulai menghancurkan kemanusiaan mereka. Mereka tidak mampu lagi memilah mana yang tepat bagi mereka. Bagi mereka, kesenangan indra, kesenangan sesaat adalah satu-satunya kebenaran dalam hidup ini. Bahkan ketika dinasehati dan ditegur, mereka merasa bahwa mereka lebih tahu dari guru mereka. Mereka pintar memutar balikkan fakta untuk menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Yang lebih disayangkan lagi, mereka kehilangan Will Power, kekuatan kehendak, yang membuat mereka enggan untuk melepaskan diri dari pengaruh-pengaruh buruk yang tidak menunjang kemanusiaan mereka.

Kalaupun memiliki Will Power, mereka akan memberontak tanpa kendali terhadap apapun, terhadap siapapun, yang menurut mereka merampas kenyamanan mereka. Mereka tidak mampu memberontak untuk hal-hal besar dan bermakna, untuk kepentingan yang jauh lebih besar dan lebih mulia. Mereka hanya mampu memberontak untuk hal-hal yang receh dan picisan, untuk kepentingan sesaat, yang sering kali berujung pada kesengsaraan yang tidak berkesudahan.

Pahit memang kenyataan yang harus dihadapi bagi guru-guru yang terbiasa menerapkan disiplin. Bagi anak-anak itu, disiplin adalah sebuah penjara, mereka merasa diri mereka dikekang. Mereka tidak mau didisiplinkan, mereka tidak sadar bahwa mereka mebutuhkan disiplin, bukan disiplin yang membutuhkan mereka. Sayang, seribu sayang. 

Rasanya tangis tidak tertahankan mendengar komentar seorang Pemandu Spiritual tentang kondisi pendidikan kita saat ini. 

“Sayangnya sistem pendidikan yang sudah rusak telah menghancurkan cara  berpikir keseluruhan generasi. Para siswa kehilangan arah, mereka tidak tahu apa yang mereka cari dalam hidup ini - mereka hanya mengikuti tren, tren apa pun jadi, asal mengikuti tren. Bahkan jika seorang Pemandu Spiritual ada untuk membimbing mereka, mereka tidak menghargainya sama sekali. Sungguh sangat disayangkan."

Bagi mereka yang sudah diberkahi dengan kehadiran seorang Pemandu Spiritual, sudah diajarkan pendidikan yang berbasis Samskriti (Budi Pekerti), banyak yang enggan berubah. Mereka tetap dengan kecenderungan-kecenderungan lama, mereka tidak mau memperbaiki diri. Jika kita sudah diajarkan dengan pendidikan yang baik dan menunjang kemanusiaan kita, tidak mau berubah, maka ada konsekuensi yang mesti kita tanggung. Jika kita sudah diajarkan mana yang tepat, tetapi tidak mau mengikuti jalan tersebut, maka tiada ampun bagi kita. Jika tidak mau memperbaiki diri, maka kita akan di-recycle oleh Keberadaan. 

Gurudev menyampaikan bahwa bulan Maret 2022 adalah tahun kemunculan Ma Mahamaya kembali ke dunia. Kemunculan Ma Mahamaya terakhir tercatat pada saat kelahiran Krishna ke dunia, 5.000 tahun yang lalu. Pada saat kemunculan Ma Mahamaya, selama 12 tahun berikutnya, Kamsa tidak pernah bisa tidur nyenyak karena selalu memikirkan Krishna. Dia tahu bahwa Krishna selamat dan akan mengakhiri hidupnya. Karena ketakutan, ia tidak pernah bisa tidur, dan sampai lupa tujuan utamanya yaitu menindas rakyat.

Mereka yang sudah diberikan pendidikan berlandaskan Samkriti (Budi Pekerti), memiliki tanggung jawab besar untuk melayani kemanusiaan. Jika mereka tidak mau berubah dan enggan memperbaiki diri, maka mereka akan di-recycle oleh Ma Mahamaya dan akan menderita seperti Kamsa, tinggal tunggu tanggalnya saja. Pilihan ada di tangan kita, mau berubah atau mau di-recycle.

Sebuah peringatan lain yang tak kalah menampar berikut harus kita renungkan kembali dalam-dalam dari Guruji:

“Guru selalu mengingatkan: "Tidak peduli seberapa kuatnya magnet, jika besinya berkarat, tidak dapat ditarik, tidak dapat ditarik."

Kita juga sering mendengar jaminannya: "Kau dapat meninggalkan aku, tetapi aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku akan selalu melindungimu seperti kelopak mata melindungi mata."

Lalu, apa yang kita lakukan? Menerima jaminan yang beliau berikan tanpa membersihkan atau setidaknya berupaya untuk membersihkan jiwa kita yang berkarat? Seberapa naifnya kita!

Kita meninggalkan Guru dengan melawan ajarannya, melawan instruksinya yang jelas. Kita menempatkan ego dan kepuasan diri di atas segala apa yang kita peroleh darinya. Dengan cara itu, kita membuktikan bila keyakinan kita belum cukup. Kita menyia-nyiakan waktu dan energi yang beliau investasikan kepada kita."

(Kutipan berikut bersumber dari artikel Guruji Anand Krishna dengan judul Shishtachar – Sopan Santun, diterbitkan oleh Majalah Raditya).

Sekarang, mari kita simak cerita tentang kelahiran Krishna dan kemunculan Mahamaya ke dunia.

Pada zaman Dwapara Yuga, kaum raksasa yang sudah berevolusi menjadi manusia mulai menguasai bumi. Para dewa menghadap Brahma, sang pencipta, untuk mencari perlindungan. Dia, bersama dengan Shiva, berdoa dan memohon perlindungan kepada Tuhan dalam wujudnya sebagai Visnu. Para dewa mendengar suara Ilahi yang menyatakan bahwa Visnu akan turun ke dunia dalam wujud sebagai manusia untuk menegakkan kembali tatanan kehidupan di muka bumi. 

Di bumi, Raja Ugrasena adalah penguasa dari kerajaan Mathura, dan Kamsa adalah putranya. Kamsa memiliki seorang sepupu yang sangat ia sayangi, yaitu Devaki. Pada saat Devaki menikah dengan Vasudeva, Kamsa secara khusus menjadi sais dari pasangan pengantin kerajaan tersebut. 

Kemudian terdengarlah suara surgawi yang berkata: “Hai orang bodoh, anak kedelapan dari perempuan yang kau muliakan tersebut akan mengakhiri hidupmu.” Kamsa sangat terkejut dan ketakutan, mukanya kalut sekaligus bingung, dan dia menjadi marah tanpa kendali. Kamsa langsung mengayunkan pedangnya, hendak membunuh Devaki, sepupu yang sangat ia sayangi, tetapi dicegah oleh Vasudeva.

Vasudeva berkata: “Wahai pangeran yang mulia, gadis ini adalah sepupumu, dan dia baru saja menikah. Apakah tepat bagimu untuk mengakhiri hidupnya pada hari pernikahannya? Kematian merupakan kepastian dalam hidup ini, entah saat ini, atau seratus tahun dari sekarang, kita semua pasti akan mati. Jiwa pada suatu saat akan meninggalkan badan, dan ini adalah sebuah keniscayaan. Ketika kita kita memahami hakikat badan kasar, maka kita tidak perlu menyakiti mahluk lain. Maka dari itu, engkau tidak perlu membunuh Devaki, ia hanyalah seorang wanita biasa. Tidaklah mungkin dia akan membunuhmu. 

Kamsa sedang tidak ingin mendengarkan apapun. Vasudeva melanjutkan perkataannya: “Jika begitu mari kita membuat kesepakatan. Aku akan menyerahkan setiap anak yang dilahirkan oleh Devaki untuk menjamin keselamatanmu. Kau tidak perlu khawatir dengan Devaki, karena bukanlah ia yang menjadi sebab kematianmu, melainkan anaknya.”

Kamsa mempercayai kejujuran dan ketulusan Vasudeva dan tidak membunuh Devaki. Kamsa kemudian memenjarakan mereka berdua dan Vasudeva patuh dengan menyerahkan setiap anak yang mereka lahirkan untuk dibunuh oleh Kamsa. Selain itu, ia juga merebut tahta Mathura dan memenjarakan Ugrasena, sang ayahanda. 

Vasudeva patuh dan selalu menyerahkan anak-anaknya untuk dibunuh oleh Kamsa sampai anak yang keenam. Pada saat Devaki mengandung anak yang ketujuh, cahaya Ilahi memasuki kandungan Devaki dalam wujudnya sebagai Ananta. Pada saat itu juga, Visnu meminta Mahamaya (Bunda Alam Semesta) untuk memindahkan janin yang ada di dalam rahim Devaki ke rahim Rohini (istri Vasudeva yang lain). Semua orang mengira bahwa Devaki mengalami keguguran pada saat mengandung anak yang ketujuh. 

Setelah kejadian itu, Visnu memasuki rahim Devaki pada kehamilannya yang kedelapan. Sementara itu, Mahamaya memasuki rahim Yasodha, istri dari Nanda, di Gokula. Pada saat mengandung anak yang kedelapan, Devaki tampak memancarkan sinar Ilahi dan selalu terlihat berseri-seri. Kamsa menyadari bahwa perwujudan Visnu sedang berada dalam kandungan Devaki. Ia selalu memikirkan Visnu yang hadir dalam kandungan tersebut setiap saat, entah saat sedang duduk, berbaring, berdiri, makan, dan berjalan. Ia selalu melihat Visnu hadir dimana-mana. 

Vasudeva Membawa Krishna ke Gokula

Hari yang mulia itu telah tiba, saat-saat kelahiran Visnu ke dunia semakin dekat. Seluruh penjuru alam riang gembira untuk menyambut kehadiran sang bayi Ilahi. Musik surgawi berkumandang dan suasana penuh doa terlantun dimana-mana. Pada tengah malam, Visnu terlahir ke dunia dari kandungan Devaki. Wajah Devaki memancarkan sinar Ilahi laksana pancaran rembulan yang baru terbit di garis cakrawala. Vasudeva, sang ayah, tampak takjub memandang bayinya. Bayi tersebut memiliki empat lengan yang dilengkapi dengan atribut-atribut Visnu. Karena sedang berada di penjara sang ayah merayakan kelahirannya dalam hati dan berdoa: “Engkau adalah Sang Jiwa Agung yang bersemayam dalam diri setiap mahluk. Engkaulah pencipta, pemelihara dan pelebur alam semesta ini. KelahiranMu ke dunia sebagai putra kami adalah sebuah misteri. Kami yakin bahwa Engkau hadir untuk menegakkan kembali tatanan dharma, tatanan kehidupan yang diporak-porandakan oleh kaum raksasa. 

Devaki juga melantunkan doa: “Manusia takut akan kematian, tak mampu menemukan tempat untuk berlindung dari kematian. Ketika ia meminta perlindungan dariMu, ia dapat melampaui rasa takutnya akan kematian. Kami takut dengan Kamsa dan hanya Engkaulah yang mampu menyelamatkan kami darinya.”

Visnu Hyang Maha Agung bersabda kepada Vasudeva dan Devaki: “Dalam kelahiran kalian sebagai Sutapa dan Prsni, kalian berdua melakukan tapa yang sangat intens selama ribuan tahun dengan terus mengenang kehadiranKu. Ketika Aku hadir di hadapan kalian dan memberkahi dengan anugrah, kalian memohon untuk diberikan anak seperti Aku. Karena tidak ada yang lain seperti diriKu, maka Aku terlahir sebagai anak kalian dengan nama Prsnigarbha. Pada reinkarnasi kalian berikutnya sebagai Kasyapa dan Aditi, aku terlahir kembali menjadi anak kalian sebagai Upendra, yang juga dikenal dengan nama Vamana. Sekali lagi, untuk ketiga kalinya, aku terlahir lagi saat ini dalam kandunganmu. Ingatlah, kata-kataKu selalu benar. Dalam kehidupan kalian kali ini, dengan mencintaiKu, kalian berdua akan memperoleh kebebasan tertinggi. 

Bayi tersebut kemudian berubah wujud menjadi bayi biasa. Dengan dipandu oleh Visnu, Vasudeva meletakkan bayinya pada sebuah keranjang dan segera melangkah keluar dari penjara. Pada saat melangkah, pintu penjara terbuka secara ajaib dan semua penjaga berada dalam keadaan tertidur pulas. Gerimis ringan mulai turun, tetapi ular Ilahi berkepala banyak, Sesa, memayungi sang bayi dari gerimis. Vasudeva menyeberangi sungai Yamuna yang sedang banjir dan memanggul sang bayi di atas kepalanya. Vasudeva pergi ke Gokula dan semua pengembala di sana sedang tertidur lelap akibat ilusi yang diciptakan oleh Visnu. Yasoda, istri dari Nanda baru saja melahirkan seorang bayi perempuan yang tidak lain adalah penjelmaan dari Mahamaya. Vasudeva menukar bayinya dengan bayi Yasoda dan membawa pergi bayi perempuan tersebut ke penjara di Mathura.

Setelah Vasudeva memasuki penjara, pintu penjara tertutup lagi dengan sendirinya. Saat bayi perempuan tersebut menangis, para penjaga mulai terbangun dan berlari menghadap Kamsa untuk mengabarkan kelahiran anak Devaki. Kamsa pergi ke penjara dengan terburu-buru dan segera merebut bayi tersebut dari pangkuan Devaki. Bayi tersebut kemudian dihempaskan oleh Kamsa ke sebuah batu dan mendadak bayi tersebut terbang ke udara dan berubah wujud menjadi Mahamaya dalam wujudnya sebagai Durga yang bertangan 8 dan memegang berbagai senjata Ilahi.

Ia menertawai kebodohan Kamsa dan berkata: “Apa gunanya engkau membunuhKu wahai manusia bodoh. Ia yang menyebabkan kematianmu sudah berada dengan selamat di Gokula. Ketika ia telah cukup umur, ia akan mengakhiri hidupmu. Seberapapun kerasnya kau berusaha, kau tidak dapat mengelak dari suratan takdir. Karena itu janganlah pernah menyakiti mereka yang tidak bersalah. 

Kamsa takjub sekaligus ketakutan. Selama 12 tahun, ia mengalami insomnia yang sangat parah dan hidup dalam ketakutan. Segala upaya yang ia lakukan untuk membunuh Krishna selalu berakhir dengan kegagalan. Hingga akhirnya, Krishna membunuh Kamsa dan berhasil mengakhiri kezalimannya pada saat sesi duel di Mathura, saat Krishna berusia 12 tahun.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belajar MV dari Upie Guava

Sadgati Praptir-astu, Memaknai Kematian

Secercah Pendar Senyum