Love Letter for the Divine Mother

How do I Visualize One
Who Is Beyond All Forms
and All Names?
When my Physical Eyes Fail Me
my Inner Eye
Open Up to Catch
A Glimpse of IT’s Majesty and Glory…
Ah, Thou Art
my Mother Divine!

(Anand Krishna)

Ma Durga, aku belum bisa melihat wujud fisikMu. Ingin rasanya hati ini untuk bisa melihatMu, tetapi aku sadar bahwa aku memang harus menunggu. Menunggu sampai Engkau memberiku izin untuk melihat wujudMu Hyang Maha Mulia.

Ibu, dapat kurasakan betapa besarnya CintaMu, KasihMu serta KepeduliaanMu yang senantiasa mengalir laksana aliran sungai Gangga kepadaku.

Mata fisikku mungkin memang belum mampu untuk melihat wujudMu. Tetapi semua itu takkan pernah bisa memungkiri bahwa aku mampu merasakan hadirMu, senyumMu dengan mata hatiku. BerkahMu tak terhitung sejak aku memulai persinggahan di dunia fana hingga detik ini. AnugrahMu tak pernah berhenti mengalir dan membanjiri diri ini. Bagaimana caranya membalas semua kebaikanMu?

Kau selalu berkata:
“Aku telah memberikan CintaKu tanpa syarat kepadamu? Maukah engkau memberikan Cinta yang sama kepada mereka yang ada di sekitarmu? Maukah kau memberikan Cinta yang sama kepada anak-anak didikmu?”

Ibu, Kau adalah sumber inspirasiku, hal terindah yang pernah hadir dalam hidupku. Meneladani sifat-sifat muliaMu adalah berkah dan kebahagiaan tersendiri. Aku akan melakukan seperti apa yang Kau minta karena semua itu memberiku Kebahagiaan Tiada Tara. Atas nama Cinta, demi Cinta, demi keberlangsungan hidup itu sendiri dengan landasan Cinta; Aku ingin mencinta seperti caraMu mencintaiku, suci, murni dan tanpa syarat.

Ibu, kasihMu kurasakan selalu. Sentuhan lembutMu senantiasa mengisi hari-hariku dengan semangat dan keceriaan. Ibu, apapun yang kubutuhkan, kau telah menyediakannya. Kau telah memberikan kecukupan materi dan keberlimpahan Cinta Tanpa Syarat dan Kebahagiaan Tak Terhingga. Sudah tiada lagi yang kupinta Ibu, semua sudah lebih dari cukup untukku menjalani kehidupan fana ini.

ayudia_asmita
Ma Durga - The Divine Mother at Secret Garden, Kuta, Bali

Jikapun aku boleh meminta kepadaMu, kabulkanlah pintaku ini:
“Dekatkan selalu diri ini denganMu. Berikan aku hatiMu, sehingga aku bisa mencintai semua seperti CintaMu. Hingga akhir hayat, biarkan hanya NamaMu yang terlantun dari bibir ini. Kemanapun aku menoleh, biarkan hanya wajahMu yang kulihat. Ibu, jangan lepaskan genggamanMu. Jika aku terjatuh dan terpuruk, berikan aku kekuatan untuk bangkit kembali dan menjadi sosok yang lebih kuat dari sebelumnya. Ibu, Kau Cintaku. Kau segala-galanya. Apalah artinya aku tanpaMu?”

Picture courtesy: Personal Collection of Ayudia Asmita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belajar MV dari Upie Guava

Sadgati Praptir-astu, Memaknai Kematian

Secercah Pendar Senyum