Total Sukses Mozaik III: Imagination - Creative Vision
“Berimajinasi
atau memiliki imajinasi berarti “memikirkan sesuatu yang bisa berada dalam
jangkauan Anda.” Saat ini mungkin belum ada, tetapi bisa ada.”
“Imajinasi
adalah bagian dari pikiran. Ia adalah proyeksi dari pikiran yang belum
terwujud. Imajinasi adalah “cita-cita”; cita-cita yang tengah kita upayakan
supaya terwujud.”
“Imajinasi
adalah sesuatu yang kita “lakukan” – kita upayakan, kita kerjakan. Imajinasi
adalah conscious effort. Imajinasi
tidak mengunjungi kita begitu saja seperti mimpi. Imajinasi adalah sesuatu yang
“perlu diimpikan”.
(Anand
Krishna, Total Sukses, hal. 88-91)
Kata Einstein, imajinasi jauh
lebih berharga daripada ilmu pasti. Maksudnya apa ya? Trus bagaimana cara mengembangkannya?
Gimana cara memperlajarinya?
Aku sendiri tidak tahu pasti,
tapi berdasarkan pengalaman pribadi, setiap pencapaian yang orang bilang
mustahil untuk kugapai, aku selalu mengawalinya dengan imajinasi. Imajinasi
yang kemudian kutindaklanjuti menjadi rencana kerja nyata, kerja keras dan pantang menyerah. Jika aku sudah meniatkan
sesuatu dalam hidup, maka pantang bagiku untuk mundur sebelum aku mencapai apa
yang aku imajinasikan, aku impikan.
Imajinasi, siapa ya yang
mengajarkan aku untuk pertama kalinya?
Tak lain dan tak bukan adalah
kakekku. Aku tidak tahu kapan pastinya, tetapi seingatku, sejak umur 4 tahun kakek
selalu menceritakan dongeng untukku. Beliau adalah seorang pendongeng yang
hebat dan mampu membawa imaginasiku melayang begitu jauh dengan dongeng-dongeng
yang ceritakannya. Aku tahu begitu banyak tentang dongeng-dongeng Bali dan
sejarah Bali dari kakekku.
Ketertarikan pada
cerita-cerita rakyat membuatku sangat ingin membaca buku. Sejak mulai bisa
membaca, aku paling suka nongkrong dan menghabiskan waktuku di perpustakaan.
Aku juga masih ingat dengan salah seorang guruku di SD yang setiap minggu memberikan
kami tugas baca. Dalam 1 minggu, kami wajib memilih satu buku dan menyelesaikan
bacaan tersebut. Minggu berikutnya beliau akan menanyai kami satu per satu, apa
isi buku itu dan apa yang kami pelajari dari buku tersebut. Guruku juga seorang
pendongeng yang luar biasa, beliau juga banyak bercerita tentang cerita sejarah
dan cerita rakyat pada jam pelajaran Bahasa Indonesia. Aku sangat mengagumi
beliau, karena kami bisa bertanya banyak hal dan menanyai arti
kosakata-kosakata baru yang kami dapatkan dari buku bacaan. Beliau akan
menerangkan dengan sangat sabar hingga membuat kami mengerti akan makna dari
istilah atau kosakata baru tersebut. Aku menjuluki beliau, “Bapak Kamus
Berjalan”.
Seiring berjalannya waktu,
buku adalah bagian dari hidupku, buku adalah sahabat terbaikku. Saat SD, aku
menyukai buku cerita daerah, cerita rakyat dan cerita-cerita detektif. Bersama
dengan buku, dunia menjadi terlupakan saat aku membaca. Hal lain yang tak kalah
mengasyikkan adalah membaca buku di sawah sambil menunggui padi yang menguning
dan diserang burung pipit. Sebulan sebelum musim panen, aku diberi tugas oleh
kakek untuk pergi ke sawah sepulang dari sekolah untuk mengusir burung-burung
pipit. Aku pergi berjalan kaki seorang diri, dilengkapi alat pengusir burung
yang terbuat dari batang bambu dan tidak lupa membawa sebuah buku. Buku, sawah
dan senja, adalah kenangan yang sangat indah.
Beranjak dewasa aku lebih
menyukai buku-buku pengembangan diri, psikologi dan kepemimpinan. Dalam proses
perjalanan kehidupan ini, perkenalanku dengan Guruji Anand Krishna berawal dari
buku beliau, Narada Bhakti Sutra yang kutemukan di perpustakaan kampus.
Membaca, bisa membuatmu lupa
akan ruang dan waktu. Ketika bacaan itu menyedot segala fokus dan perhatian,
bahkan makan dan minumpun terlupakan. Membaca akan mengembangkan imajinasi kita
karena otak akan melakukan prosessing
terhadap data (kosakata) bacaan dan membuat data tersebut divisualisasikan
dalam bentuk gambar di otak kita.
Jika berolahraga melatih fisik
kita, maka membaca akan melatih otak kita untuk bervisualisasi dan berimajinasi.
Seperti apa kinerja otak kita saat membaca?
Berdasarkan penelitian,
membaca akan meningkatkan memori dan meningkatkan konektivitas otak. Hal lain
yang tidak kalah menarik adalah membaca mengaktivasi beberapa fungsi otak
antara lain meningkatkan kemampuan visualisasi dan auditori, kemampuan
berbahasa, meningkatkan kemampuan untuk memahami sesuatu, dan meningkatkan fokus.
Efek membaca untuk otak jauh
lebih baik daripada menoton atau mendengarkan sesuatu dari media, misalnya TV.
Membaca memberikan jeda yang cukup supaya otak kita mampu mengolah informasi,
berpikir secara mendalam dan mengimajinasikan apa yang kita baca. Peningkatan
kapasitas otak dan mental saat membaca sama halnya seperti saat kita melatih
otot-otot saat berolahraga.
Jadi, jika mau mengasah daya
imajinasi, kembangkan kebiasaan membaca. Membacalah dari buku, bukan dari
tablet ataupun iPad. Aku punya pengalaman menarik dengan terkait ini.
Saat mengawali kuliah S2 di
Australia, dalam satu kali kuliah/tutorial, kami harus membaca minimal 5 jurnal
yang sudah dipilihkan oleh dosen. Awalnya aku sangat bersemangat untuk membeli
tablet dan berencana memasukkan semua bahan-bahan kuliah dalam bentuk PDF tersebut
ke tablet. Niatnya sih supaya tidak nge-print dan tidak membuang-buang kertas.
Tetapi hal itu hanya bertahan selama 2 minggu. Radiasi dari tablet tersebut
cukup keras dan membuatku merasa pusing dan mual jika membaca lebih dari 1 jam.
Aku tidak tahan dan akhirnya beralih ke cara lama, mengeprint semua bacaan kuliahku. Selain masalah radiasi, kinerja
otak kita saat membaca melalui tablet hampir sama seperti saat kita menonton TV,
otak kita tidak “mencerna” apapun karena semuanya sudah disajikan secara
visual. Pendek kata, otak kita tidak bekerja sama sekali. Otak membaca
informasi tersebut dalam bentuk gambar/visual, jadi efek membaca dari tablet
tidak terlalu signifikan seperti halnya jika kita membaca dari buku.
Yuk, kembangkan minat baca.
Kembangkan kebiasaan membaca sejak dini sebagai bentuk latihan bagi otak kita.
Untuk mengasah daya pikir kita, dan meningkatkan daya imajinasi kita. Otot saja
butuh olah raga, otak juga butuh olah pikir lho. Caranya…MEMBACA!
Satu kutipan tentang imajinasi
dari Napoleon Hill menarik untuk direnungkan…
“The
imagination is the workshop of the soul, wherein are shaped all plans for
individual achievement.”
Terjemahan bebasnya kurang
lebih…
“Imajinasi
adalah bengkel jiwa, dimana rencana keberhasilan dikerjakan.”
(Anand
Krishna, Total Sukses, hal. 91)
Jangan pernah takut untuk
berimajinasi, bermimpi. Kembangkan imajinasimu dan tidak lanjuti sampai semua
itu menjadi kenyataan. Jangan pernah berhenti sebelum tujuan itu tercapai.
Apapun yang terjadi, tetaplah melangkah untuk mewujudkannya, sekalipun kau harus
membayar mahal perjuangan itu. Perjuangkanlah sampai titik darah penghabisan!
Never give up
Jangan pernah menyerah
Sekalipun seluruh dunia
menentangmu
Jika impian itu adalah
demi sesuatu yang mulia dan luhur
Perjuangkanlah
Sekalipun tidak ada
yang mendukungmu
Berjalanlah seorang
diri…
Picture courtesy: bit.ly/3ePTAiM
Komentar
Posting Komentar