Be my Shiva, Always
Gurudev, Mera Koti Pranaam…
Sebuah teguran dari Gurudev, saat memposting flyer Expo dan
Open House 2024 One Earth School. Untuk tahun ini, Expo bisa dikatakan lebih
condong mengikuti program P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dari
Kurikulum Merdeka. Melihat postingan ini, Guruji mengirimkan teguran kepada
kami. Salah saya memang, karena tidak menyertakan approval untuk caption
kepada beliau. Langsung main posting begitu mendapat approval untuk
flyernya.
Tetapi peringatan ini adalah sebuah teguran keras untuk
tidak mengikuti hal-hal yang tidak selaras dengan visi misi beliau yaitu One
Earth, One Sky, One Humankind. Beliau sudah melangkah jauh ke depan,
sudah meninggalkan hal-hal yang “berbau kebangsaan” menuju pada Global Harmony.
Ya Guru, terima kasih atas teguranMu, terima kasih atas “surat cintamu”. Semoga
kami tidak mengulangi kebodohan ini lagi.
Saya bangga dengan visi misiMu pada penerjemahan Vasudhaiva
Kutumbakam (One Earth, One Sky, One, Humankind) yang dapat diraih
dengan Inner Peace, Communal Love, menuju Global Harmony.
*******************************************
Jika kau mau berguru, tundukkan kepalamu. Apa
artinya kepala yang penuh ego itu? Guru, maafkan segala ketololan dan kebodohan
saya, beri saya kekuatan untuk memperbaiki diri. Jangan, jangan lepaskan genggaman
tanganMu. Guru, semoga hati dan pikiran saya senantiasa tertuju kepadaMu,
pada visi dan misiMu. Jangan biarkan saya berpaling dari semua itu.
Lord Shiva |
Jika kepala ego ini masih melambung tinggi, maka
hancurkanlah semua itu menjadi serpihan-serpihan kecil. Jangan biarkan ular
ego itu mematuk kesadaran saya. Jadilah Shiva bagi diri yang masih penuh
dengan ego bodoh, tolol, bebal, dan bolot. Hancurkan kesadaran-kesadaran rendah
yang masih tersisa dalam diri ini.
Guru, tuntunanMu adalah segalanya. Saya
tidak mungkin mengenal dan memahami diri tanpa tuntunan, Cinta, dan KasihMu. Guru,
berikan saya kerendahan hati untuk senantiasa mengingat berkah dan anugrah yang
Kau beri. Tanpa berkah itu, saya tidak akan pernah berada di sini, sampai
pada titik ini.
Guru, saya tidak tahu tentang masa lalu, dan masa depan
saya sendiri. Tetapi, saya tahu bahwa Engkau mengetahui semua itu, Engkau mampu
melihat diri saya seutuhnya. Diri yang bahkan mungkin masih tidak mampu saya
kenali. Maka biarkanlah penglihatanMu yang mewujud, “let me become what You
want me to become”. Saya tahu, Kau mengetahui apa yang terbaik untuk diri
ini.
Kau adalah Sang Pematung, Sang Pemahat Agung dan saya
adalah kayu gelondogan yang akan Kau pahat. Buanglah hal-hal tidak berguna
dalam diri ini. Pahatlah jiwaku wahai Guru. Seberapa pun menyakitkannya
proses itu, akan saya jalani dengan berkahMu. Berikan saya kekuatan untuk
melewati semua itu.
Wahai Guru, Be my Shiva, always.
Hancurkan ego saya, hancurkan keakuan saya, hancurkan semua kelemahan-kelemahan
yang masih tersisa dalam diri ini…
Love you always dear Gurudev…
"Falsehood and what you ordinarily refer
to as truth both are facts of life. The Ultimate Truth or Satya, however,
transcends both. It is only when you resort to That Truth that you can
understand what Dharma (Righteousness or Truth in Action) is, not before. Never
before."
(Anand Krishna, In the Footsteps of The Master No.
46)
Picture courtesy: Sugandha Bharti (pixabay.com/illustrations/lord-shiva-mahadev-shiv-bhole-8413252/)
Komentar
Posting Komentar