Disiplin Diri adalah Komitmen Pribadi

“Perhatikan jumlah bunga di atas pohon mangga? Apakah semuanya berbuah, dan menjadi buah mangga? Tidak. Banyak di antaranya layu sebelum berbuah.” (Anand Krishna, Shri Sai Satcharita, hal. 276)

Mengapa tidak semua bunga mangga tumbuh menjadi buah?

Dalam perjalanan spiritual, komitmen terhadap tujuan dan proses perjalanan itu adalah hal yang paling penting. Di atas segala-galanya, kunci utamanya adalah disiplin diri. Pada sloka I.1 dalam Kitab Yoga Sutra Patanjali dinyatakan:

“Atha Yoga-Anuśāsanam”

Demikian, disiplin itulah Yoga 

(Anand Krishna, Yoga Sutra Patanjali, hal.4)

“Disiplin diri itulah Yoga. Dalam kehidupan, kita tidak bisa melepaskan diri dari disiplin demi keteraturan dalam hidup kita.

Self Discipline

Perhatikan alam semesta ini, mereka semua benar-benar teratur. Matahari terbit dan terbenam secara teratur. Bumi kita berotasi dan berevolusi secara teratur. Jika semua komponen di alam ini tidak teratur, maka yang terjadi adalah kehancuran dan bencana.

Kita harus mengingat bahwa diri kita adalah bagian dari alam yang Maha Luas dan Tak Terbatas. Keteraturan di alam juga harus terjadi dalam hidup kita, jika tidak, kita akan mengacaukan sistem di dalam diri kita.

Disiplin membutuhkan komitmen pribadi. Komitmen ini harus berasal dari dalam diri sendiri dan muncul karena kita sadar. Displin diri bukanlah sesuatu yang dapat dipaksakan. Komitmen membutuhkan will power/kekuatan kehendak yang luar biasa. Disiplin menciptakan keteraturan di dalam hidup kita, dan dalam jangka panjang kita akan mencapai apapun yang kita tuju dengan mudah ketika kita melakoni disiplin diri.

Disiplin membutuhkan pembiasaan, dalam Bahasa Yoga dikenal dengan istilah abhyas, sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang. Dalam Bahasa Psikologinya, dikenal dengan istilah intensif dan repetitif. Mereka yang disiplin akan menciptakan keteraturan dalam hidupnya, dan keteraturan ini akan menunjang keseharian dalam hidup dan membuat kita bersemangat menjalani kehidupan.

Hidup adalah perjalanan, hidup adalah tentang proses. Ketika kita berbicara proses, maka peran waktu dan kesabaran kita menjadi sangat penting. Hal-hal besar tidak terjadi begitu saja dalam hidup kita. Perhatikan bagaimana proses pembentukan sebutir berlian di bumi kita. Berlian membutuhkan waktu sekitar 1-3 milyar tahun pada proses pembentukannya. Tahukah Anda bahwa berlian terbentuk dari karbon yang berasal dari gunung berapi yang terdapat ratusan kilometer di bawah permukaan bumi. Proses pembentukannya memerlukan tekanan dan suhu yang luar biasa tinggi. 

Proses Pembentukan Batu Mulia

Dalam bahasa sehari-hari, bentuk karbon yang paling mudah kita kenali adalah arang, dan berwarna hitam. Lantas apa yang membuat arang relatif tidak berharga dan berlian berharga sangat mahal? Yang membedakan keduanya adalah proses yang mereka jalani. Berlian harus melalui proses yang “sangat menyakitkan” dalam pembentukannya dan dia harus bersabar dalam menyelesaikan proses tersebut. Sementara arang tidak perlu menjalani semua proses itu.

Sama halnya dengan kehidupan manusia. Ada manusia “kelas arang” dan ada manusia “kelas berlian”. Sekarang tergantung kita ingin dikenang sebagai manusia jenis yang mana oleh sejarah. Mau dikenang sebagai manusia “kelas berlian” atau manusia “kelas arang” yang akhirnya menghilang dan takkan dikenal dalam lembaran sejarah. Pilihan ada di tangan kita masing-masing.

Mau menjadi manusia “kelas berlian”? Jalani prosesnya! Bayar harganya dalam proses pembentukan dan bersabar menjalani proses. Seperti tulisan Guruji dalam buku Shri Sai Satcharita:

“Perhatikan jumlah bunga di atas pohon mangga? Apakah semuanya berbuah, dan menjadi buah mangga? Tidak. Banyak di antaranya layu sebelum berbuah.” (Anand Krishna, Shri Sai Satcharita, hal. 276)

Picture Courtesy: Self Discipline (bit.ly/35PV1cW)


Komentar

  1. saya setuju, disiplin membutuhkan komitmen menurut saya itu benar dan saya juga sudah mau mencoba tetapi kenapa itu terasa sangat sulit teacher? idk why but itu sangat sulit. Di dunia ada orang dengan kelas arang dan kelas berlian, orang yang bersantai santai akan lebih rendah derajatnya di banding yang bersakit-sakit dahulu, tapi kenapa di dunia ini ada yang sudah bersusah payah tetapi tetap tidak berhasil? Kenapa itu bisa terjadi, saya tidak mengerti

    BalasHapus
  2. Menarik yang dikatakan tadi,"jika kamu akan menjadi kelas manusia arang atau berlian?"memang untuk menjadi manusia yang berkualitas berlian kita harus mengalami banyak proses dan juga tantangan tantangan,namun jika kita ingin diri kita memiliki kualitas seperti arang maka kita tidak akan pernah mengalami apa itu rintangan dan suatu proses dalam hidup kita sendiri,namun jika saya disuruh untuk memilih,saya akan memilih menjadi manusia yg banyak memiliki banyak pengalaman dalam hidup saya,dan saya juga ingin menjadi manusia yg berkualitas.Namun menjadi seseorang yang berkualitas itu juga sangat bagus karena,kita akan memiliki pengalaman pengalaman yg penting dalam hidup,namun sebaliknya jika kita hanya menjadi manusia berkualitas arang,mungkin kita akan melewatkan kesempatan kesempatan penting dalam hidup dan sekidit dalam berpengalaman

    BalasHapus
  3. Nama : Agatha, tanggapan : Bagi saya yang teacher katakan itu sangat benar, disiplin diri adalah komitmen pribadi. Disiplin diri tidak didapatkan dalam sehari, disiplin harus didapatkan dalam waktu yang sangat lama dan membutuhkan will power yang sangat besar, jika kita dapat mendisiplinkan diri, kita akan lebih mudah menjalankan kehidupan ini. Hidup adalah perjalanan, hidup adalah tentang proses. Jika hidup tidak ada proses, hidup ini akan sangat mudah, tetapi jika hidup ini sangat mudah juga tidak baik, orang – orang akan terasa nyaman dan tidak akan berkembang ke arah yang lebih maju. Proses sangatlah penting, jika hanya dapat hasilnya, tidak akan terasa susahnya prosesnya / kegagalan dan kesulitan yang akan datang, dan proses tersebut bisa menguatkan kita dan memberikan pelajaran hidup yang sangat bermakna, karena kegagalan yang kita alami saat proses tersebut adalah guru terbaik kita dalam perjalanan yang panjang bernama hidup ini. Jika hanya dapat jawaban saat matematika, dan tidak tahu prosesnya, jika ditanyakan soal yang lain sama gurunya, kita tidak akan tahu jawabannya. Jika kita bekerja keras dalam belajar (proses), kita akan dapat nilai yang kita inginkan(hasil).

    BalasHapus
  4. Nama; Tyaa
    "Disiplin diri itulah yoga dalam kehidupan, kita tidak bisa melepaskan diri dari disiplin demi keteraturan dalam hidup kita.
    kita harus mengingat bahwa diri kita adalah bagian dari alam yang Maha luas dan tak terbatas. keteraturan di alam juga harus terjadi dalam hidup kita, jika tidak, kita akan mengacaukan sistem di dalam diri kita.
    Disiplin membutuhkan komitmen pribadi muncul karena kesadaran diri, komitmen membutuhkan will power (kekuatan kehendak).
    Disiplin membutuhkan pembiasaan, dalam bahasa yoga dikenal dengan istilah Abhyas, sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang. Dalam bahasa psikologi dikenal dengan istilah intensif and repetitif.
    Hidup adalah perjalanan, hidup adalah tentang proses ketika kita berbicara proses, maka peran waktu dan kesabaran kita menjadi sangat penting. Hal-hal besar tidak terjadi begitu saja dalam hidup kita. seperti contoh proses pembentukan berlian terbentuk dari karbon yang berasal dari gunung berapi yang terdapat raturan kilometer di bawah permukaan bumi.
    Disiplin, kata tersebut sering sekali saya dengar, baik dari ibu dirumah maupun guru di sekolah. "kamu harus disipin bla bla bla... agar bisa menjadi bla bla bla..." begitu terus nasihat ortu maupun guru.
    Bahkan ibu saya dirumah pernah menasehati saya bahwa disiplin itu "Hukum Tuhan" atau "Hukum Alam Semesta' Jika planet,bintang, matahari dan benda-benda langit lainnya tidak bekerja secara teratur sesuai hukum alam, tidak bergerak sesuai lintasan, pasti mereka akan saling bertabrakan sehingga terjadi kehancuran. Demikian juga hal yang sama disampaikan dalam Blog tulisan Teacher Eka tentang disiplin juga membahas tentang hukum alam semesta. Sehingga jika hidup kita juga tidak teratur alias tidak disiplin, hidup kita juga akan hancur.
    Tetapi saya, merasakan gangguan dari luar agar kita tidak disiplin dalam mengatur waktu sangat-sangat luas biasa jika tidak ibu yang terus mengingatkan demikian juga guru yang terus menasehati, saya termasuk orang yang kurang disiplin. Bersyukur sekali saya punya ortu yang sangat perhatian,sekolah dan guru-gurunya yang selalu mengajarkan values untuk hidup agar menjadi humand kind. Saya tinggal menumbuhkan kesadaran diri dan komitmen diri sehingga terus bisa disiplin dan teratur dalam hidup ini.
    Will power sangat perlu kita tumbuhkan dalam diri kita, sehingga bisa menjalani hidu ini degan sabar, menyadari proses untuk menjadi lebih baik perlu waktu sehingga kita mendapatkan hasil yang terbaik.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belajar MV dari Upie Guava

Sadgati Praptir-astu, Memaknai Kematian

Secercah Pendar Senyum