Evergreen Loving Devotion
“Doa Sejati adalah
pujian…
“Yang berasal dari
jiwa, bukan dari pikiran, bukan dari perasaan, bukan urusan dagang, bukan
perkara otak, bukan pula perkara hati. Doa sejati adalah ungkapan jiwa yang
sedang bersuka cita. Ia berasal dari griya cinta di dalam diri kita, dari
kedalaman jiwa kita. Doa sejati menggunakan otak, dan hati, pikiran dan
perasaan untuk mengungkapkan kesukacitaannya, karena itulah alat yang kita
miliki”.
“Jadi doa sejati “tidak
keluar”, tidak lahir dari pikiran, perasaan, hati, otak, dan sebagainya untuk
mengungkapkan “kehadiran”nya.
Adakah Doa di dalam
Jiwamu?
“Pertanyaan ini sama
dengan pertanyaan “adakah cinta di dalam dirimu.” Apakah kau merasakan
getaran-getaran kasih yang berasal dari yang berasal dari dalam jiwamu? Dan,
cinta yang dimaksud di sini adalah cinta sejati, kasih yang tak bersyarat dan
melampaui segala batas, kasih abadi.”
“DOA
DAN KASIH ADALAH SINONIM. Tiada doa tanpa tanpa kasih seperti itu, dan tidak
ada kasih yang tidak mengungkapkan dirinya sebagai doa”.
(Anand Krishna, Alpha Omega Spiritualitas - Japji bagi
Orang Modern, pp. 81-82)
Doa keluar dari hati yang penuh kasih, tiada doa tanpa
kasih. Dan tiada kasih tanpa doa. Pertanyaannya adalah: bagaimana caranya
mengembangkan kasih di dalam diri. Bagaimana caranya mengubah Cinta, Kasih
menjadi sebuah persembahan. Apakah kita cukup mencintai hanya sekali, berdoa
hanya sesekali dalam hidupku?
Bagiku, Cinta haruslah senantiasa baru, senantiasa segar,
seperti wangi musim semi abadi. Musim cinta yang tak pernah berakhir. Aroma
Cinta adalah aroma abadi yang tak pernah punah oleh waktu. Yang takkan pernah
menghilang bersama kelahiran dan kematian.
EVERGREEN LOVING DEVOTION – bagiku bergitulah seharusnya
Cinta. Persembahan Penuh Cinta yang senantiasa segar, menghijau dan bersemi. Cinta
harus diperbaharui dari waktu ke waktu. Cinta ibarat sebuah pohon yang terus
bertumbuh semakin indah. Pohon yang bernama Cinta itu haruslah dirawat,
disirami, disiangi dari waktu ke waktu, sehingga pertumbuhannya terjamin dengan
baik. Apa jadinya Pohon Cinta jika ia tidak disiram? Lama kelamaan Pohon Cinta
itu akan mengering dan mati. Lalu bagaimana caranya menyirami Pohon Cinta itu
dalam keseharian?
Berdasarkan pengalaman pribadi, aku biasanya mengawali hari
dengan memperbaharui komitmenku akan Cinta, berjanji bahwa satu hari itu aku
akan mempersembahkan hidupku di atas Altar Semesta. Bahwa apapun yang kulakukan
semua itu tidaklah berasal dariku, tetapi dari Dia, Sang Maha Cinta, dari
Kekasih Hyang Agung. Aku belajar untuk terus mengingatkan diriku bahwa Dialah
yang menggerakkan diri ini. Bahwa aku hanyalah boneka di tanganNya dan
digerakkan olehNya.
Setiap pagi, aku datang ke rumahNya, menatap wajahNya yang
indah dan memujaNya dalam sosok Ma Durga, Ibu Alam Semesta. Saat memujanya, aku
memandang wajahNya Hyang Penuh Berkah lagi dan lagi. Wajah yang membuatku
selalu rindu untuk bertemu, hanya untuk menatapNya. Rasa rindu itu sudah
melekat begitu erat dan tak mau pergi dari hatiku. Sepanjang hari, jika
mengingatNya, yang muncul adalah rasa rindu yang tak tertahankan.
Di penghujung hari, sebelum mengakhiri hari, aku akan
kembali menghampiriNya, untuk menemuiNya, duduk di dekatnya. Melabuhkan diri
dalam pangkuanNya, membenamkan diri dalam dekapanNya yang mendamaikan. Tiada
kebahagiaan lain untuk mengakhiri hari selain memandang wajahNya lagi. Jujur,
rasa rindu itu kadang tak tertahankan dan terasa begitu menyiksa. Bahkan, saat
memandangNyapun, rasa rindu itu terus mendera semakin dahsyat. Dia membawaku
terbang begitu jauh, ke Negeri Antah Berantah, ke NegeriNya yang penuh dengan
kedamaian. Negeri, yang selalu membuatku ingin kembali pulang ke sana, kembali
ke asal, dimana aku menghilang dalam ketiadaan dan yang tersisa hanyalah Dia,
Dia, dan Dia
Bagiku Cinta berarti mengingatNya saat mengawali hari, saat
menjalani hari dan saat mengakhiri hari. Demikianlah caraku untuk memperbaharui
Cinta, memperbaharui komitmenku akan cinta, sehingga Cinta berubah menjadi
persembahan. Hidup menjadi persembahan yang paling indah di Altar Semesta.
Cinta adalah satu-satunya keniscayaan yang tak pernah usang
dimakan usia. Cinta adalah satu-satunya Kebenaran dalam hidup ini. Cinta yang
diperbaharui dari waktu ke waktu akan hidup dalam Keabadiaannya. Cinta adalah
abadi ketika ia yang mencinta menjadikan hidupnya sebagai persembahan di Altar
Semesta.
Cinta takkan pernah mengecewakanmu, Cinta akan membuatmu
bisa menjalani kehidupan sesulit apapun. Cinta akan terus membuatmu memiliki
keberanian untuk berjalan di atas ranjau kehidupan tanpa sebuah keluhan. Cinta
akan memayungi langkahmu, melindungi dirimu dari terik matahari karma yang
harus kau pikul dalam setiap masa kehidupan.
Cinta adalah Anugrah Terbesar, Cinta adalah Berkah
Keberadaan. Kau tidak akan pernah bisa mengejarnya. Yang bisa kau lakukan di
awal hanyalah mengupayakan kehadirannya tanpa henti dalam hidupmu dan setelah
itu kau harus membiarkan mekanisme alam semesta yang bekerja, Kau harus terus
berupaya tanpa henti, tanpa kenal lelah, hingga akhirnya BerkahNya
menghampirimu dalam sosok seorang Guru Sejati.
Rasa Leela - The Dance of Divine Love |
Gurur
Brahma Gurur VishnurGurur
Devo MaheshvarahGurur
Sakshat ParambrahmaTasmai
Shri-Gurave Namah
Akhanda
– MandalakaramVyaptam
Yena Chara-charamTat
Padam Darshitam YenaTasmai
Shri-Gurave Namah
Salutations
to the Most BeautifulAnd
Benevolent GuruWho
Has SownThe
Seed of Awareness within me;
Salutations
to the Supreme Divine MasterWho
Has Personally Seen to itThat
the seeds growInto
huge fruit – laden trees;
Salutations
to My Pir-O-MurshidTeacher
of TeachersWho
Has Been Protecting me all the whileAgaints
all calamities
O
Guru, My Master, My MurshidTo me,
indeedYou
are All and AllWhere
would I be without You?
(Anand Krishna)
Wahe Guru, Kau adalah Ia yang menghancurkan
segala benih buruk dalam diri iniKau adalah Ia yang menyemai bibit kesadaran
dalam diriKau adalah Ia yang Maha Melindungi sehingga
bibit kesadaran ini terus bertumbuh menjadi pohon yang berbuah lebatKau adalah Ia yang melindungi diri ini dari
segala bencanaBagiku, Engkau adalah Segala-galanyaApalah artinya diri ini tanpaMu, apalah artinya
hidup ini tanpa Engkau, tanpa HadirMuAku takkan pernah mengenal Kesadaran tanpa
Engkau…Aku takkan pernah mengenal Cinta tanpaMu
Pesan Guruji Anand Krishna dalam perayaan Diwali menjadi tonggak sejarah yang takkan pernah terlupakan dalam hidupku:
Happy
Diwali
Pesan utama Diwali adalah Tamaso ma Jyotirgamaya
Selama
sekian masa kehidupan kita hidup dalam kegelapan, sepenuhnya dalam cengkeraman
hukum karma.
Kita
tidak berdaya untuk membebaskan diri kita dari cengkeraman itu.
Jiwa kita ingin bebas tapi tidak tahu bagaimana caranya. Kemudian atas anugrah Sang Hyang Maha Ada, jeritan jiwa terdengar!
Dan munculah sebuah pelita dalam wujud seorang Guru! Hidup bercahaya, tidak gelap lagi, dan kitapun baru sadar kalau selama ini kita hidup dalam kegelapan. Tidak tahu apa yang terjadi dalam ruang hidup kita.
Segala kekotoran, clutter, sampah, semuanya terlihat jelas!!!!
Memang mesti terlihat jelas, dan disadari betul, supaya kita bisa membersihkan diri.
Tugas Pelita Sang Guru memang itu – memperlihatkan kita kotoran diri, tetapi pada saat yang sama…
Mengingatkan juga: Jangan cemas, jangan ragu, munculnya cahaya ini BUKAN KARENA KARMAMU SAJA, tetapi karena ANUGRAHNYA!
Manfaatkan kesempatan ini untuk one of all membersihkan diri, dan MEMULAI HIDUP BARU DALAM CAHAYA!
Jangan menyia-nyiakan kesempatan ini – supaya siklus lahir mata lahir mati dalam kegelapan terputuskan sekarang dan saat ini juga!
Supaya karma chakra berhenti dan kita memasuki DHARMA CHAKRA!
Anandam
Guru, aku tak tahu bagaimana lagi caranya untuk berterima
kasih atas hadirMu. Sekalipun aku harus menuliskan terima kasihku dengan semua
tinta di dunia, kata-kata itu takkan pernah mampu mewakili rasa terima kasih
atas berkahMu, atas hadirMu dalam kehidupan kali ini. Guru, aku hanya bisa
membenamkan diriku dalam kasihMu. Aku hanya bisa mengenang hadirMu dalam setiap
tarikan dan hembusan nafasku. Guru, aku takkan pernah mengenal kehidupan jika
kau tak pernah hadir dalam perjalanan ini. Terima kasih atas segala kebaikanMu,
bukan aku yang mencariMu, bukan aku yang menemukanMu. Kaulah yang menemukanku,
bagaimana bisa kutemukan diriMu dalam kegelapan itu. CahayaMulah yang menarik
diri ini untuk mendekat. Sungguh arogan rasanya jika aku berkata: “Akhirnya
kumenemukanMu.”
Tidak, tidak, Kaulah yang menemukanku. KasihMulah yang membuatku
keluar dari kegelapan. KasihMulah yang membuat semua kuasa gelap itu sirna
dalam hidup ini. Guru, bawalah aku ke seberang dengan kasihMu. Bawalah aku
keluar dari lautan samsara ini. Aku tahu, hanya Kau yang mampu membebaskan diri
ini dari jerat Kala Chakra.
Guru, Kau adalah kalpavriksha, pohon buah yang mampu
memberikan apa saja.
“Sebab itu,
berhati-hatilah dengan keinginanmu. Adalah amat sangat bodoh, jika kau berada
di bawah pohon kalpavriksha dan
menginginkan sesuatu yang dapat kau
peroleh dengan mudah, asal tidak malas dan mau bekerja keras. Meminta
pekerjaan, jodoh, kenaikan pangkat atau penghargaan, semua itu dapat diperoleh
lewat daya upaya, kerja keras. Kau tidak membutuhkan kalpavriksha
untuk sesuatu yang bersifat sepele.”
Mintalah
Sesuatu yang Tidak Mudah Diperoleh
“Mintalah kebebasan
mutlak dari lingkaran kelahiran dan kematian. Mintalah moksha, nirvana, atau
kebebasan mutlak itu selagi kau masih hidup. Mintalah supaya kerajaanNya terbuka
dan kau memasukinya sekarang dan saat ini juga”
Kalpavriksha ~ Wish Fulfilling Tree |
PemberianNya
yang Paling Utama adalah…
“Kebebasan Mutlak.
Kebebasan dari segala macam keterikatan, dari pasangan suka dan duka, panas dan
dingin, dan sebagainya. BerkahNya yang paling tinggi adalah Kebahagiaan Sejati
yang tak terpengaruh oleh pasang surut kehidupan.”
(Anand Krishna, Alpha Omega Spiritualitas - Japji bagi
Orang Modern, pp. 118-119)
Saat aku benar-benar lelah dengan semua keinginanku yang
selalu membuatku terbentur dalam kesengsaraan – Kau hadir, memberikan sebuah
pilihan yang indah. Saat itu aku masih tak paham dengan maksudMu saat kau
berkata:
“Kembalilah ke Bali, tinggalkan Mataram.”
Aku bingung, lebih bingung lagi saat Kau “menjebloskanku”
ke One Earth School. Di titik itu, aku sudah tidak bisa lagi menggunakan
otakku. Yang bisa kulakukan hanyalah mengikuti kemauanMu. Aku mengikutiMu
dengan mata tertutup, jujur aku takut, tetapi aku mempercayaiMu. Aku percaya
bahwa Kau tahu segalanya tentang diri ini melebihi diri ini sendiri. Saat Kau
menunjukkan padaku siapa aku pada masa kehidupan di Negeri Tirai Bambu, aku
baru paham mengapa aku harus berada di sekolah ini. Lama-kelamaan barulah aku
mengerti bahwa jalan ini adalah jalan menuju pembebasan jiwa, seperti yang
selalu aku dambakan, seperti yang Kau janjikan. Akupun tahu bahwa perjalanan
ini tidak mudah, aku akan berdarah-darah untuk melewatinya, tetapi aku tak
pernah menyesalinya. Seberapapun harga yang harus kubayar untuk kebebasan ini,
aku akan membayarnya, sekalipun nyawa menjadi taruhannya, aku takkan pernah mundur.
Karena aku tahu, bahwa aku adalah milikMu. Jadi biarlah kuserahkan diri ini
hanya padaMu, Kau adalah Tuanku, Masterku, Murshidku, tanpaMu, aku takkan
pernah ada. KeinginanMu adalah titah yang akan kujalani dengan hati yang riang.
Aku adalah milikMu, hanya milikMu…
Komentar
Posting Komentar