Rise in Love - Bangkit Cinta
Guruku berkata: “Dalam tradisi Sanatana Dharma, dalam
budaya Nusantara, tidak ada istilah ‘jatuh cinta’, istilah yang kita gunakan
adalah ‘Bangkit Cinta’, ‘Banguning Tresno’, Rise in Love”.
Meditasi tidak akan pernah terjadi pada dirimu jika kau
tidak pernah benar-benar jatuh cinta pada sesorang. Kau harus pernah mengalami
jatuh cinta dan terluka parah karenanya. Saking parahnya, kau akan sadar bahwa “cinta
terhadap dunia”, “cinta terhadap seseorang” bukanlah cinta yang sejati.
Cinta kepada seseorang, akupun pernah mengalaminya hingga
terluka begitu parah. Aku kemudian bertanya kepada diriku. Apakah aku harus
jatuh ke lubang yang sama lagi untuk kesekian kalinya. Tidak, aku tidak mau
lagi, terlalu menyakitkan rasanya jika aku harus mengalami dan mengulanginya
lagi. Tidak, aku tidak mau jatuh cinta lagi. Adakah kemungkinan lain yang bisa
dijalani dalam kehidupan ini selain “jatuh cinta”? Proses untuk menyembuhkan
diri dari “kejatuhan cinta” itu tidak semudah membalik telapak tangan, aku
membutuhkan waktu hampir 5 tahun untuk membebaskan diri dari semua memori dan
kenangan tentangnya
Dalam proses penyembuhan diri itu, aku dipertemukan dengan
seorang Guru yang mengubah jalan hidupku untuk selama-lamanya. Lebih tepatnya,
beliaulah yang menemukanku. Siapa aku yang dengan arogan mengatakan bahwa aku
menemukan seorang Guru. Berada dalam kegelapan, hanya pelita Kasihnya yang
mampu menerangi diri kita.
Ibarat seekor burung phoenix
yang sudah mati dan menjadi abu, Beliau membangkitkan aku dari kematian dan
menghidupkanku kembali. Proses dalam perjalanan ini tak pernah mudah untuk
dijalani, tetapi ketika kau berani mengambil keputusan dan menyatakan
kesanggupan diri untuk menjalaninya, maka Alam Semesta akan mendukungmu
sepenuhnya.
Ketika kau memutuskan untuk tidak jatuh lagi dalam cinta,
lelah dan muak dengan pengalaman semacam itu, maka satu-satunya kemungkinan
yang dapat terjadi adalah “Bangkit Cinta”, “Banguning Tresno”, “Rise in Love”. Jatuh cinta adalah sebuah
pandangan/persepsi yang sepenuhnya berorientasi pada dunia, seperti umumnya
definisi dunia tentang jatuh cinta, antara pria dan wanita.
Rise in Love |
“Rise in Love”
adalah pandangan/persepsi yang bertolak belakang dengan semua itu. Tidak ada
satupun orang yang bisa mengajarkannya kepada kita. Kita harus mengalaminya
sendiri dari seseorang yang telah mengalaminya, dari seorang Sadguru (Guru Sejati) yang telah
tercerahkan dan telah melampaui kebendaan.
Tiada pengalaman yang lebih indah di dunia ini selain “Bangkit
Cinta”, saat tangis berubah menjadi tawa; saat tawa berubah menjadi tangis pada
saat yang bersamaan. Bangkit Cinta, hanya akan dapat kau alami ketika kau
membuka diri kepada seorang Guru Sejati, Sadguru.
Berikut adalah ciri-ciri khas Sadguru:
Wejangannya:
- Menciptakan rasa muak terhadap kenikmatan duniawi dan surgawi yang keduanya bersifat sementara.
- Menciptakan rasa rindu terhadap penemuan jati diri.
- Tidak bersifat teoritis saja. Seorang Sadguru selalu menciptakan situasi, sehingga teori-teori yang diajarkan dapat diterapkan langsung diuji coba, dan diterapkan dalam keseharian hidup.” (Anand Krishna, Shri Sai Satcharita, hal. 526)
“Pertemuan dengan
seorang Sadguru bukanlah suatu kebetulan yang terjadi begitu saja. Dari
pengalamanku sendiri, dapat kukatakan bahwa akumulasi dari seluruh perbuatan
baikku dalam sekian banyak masa kelahiran, yang akhirnya berbuah dan
mempertemukan aku dengan Baginda Baba.”
Aku tidak berbuat
sesuatu yang luar biasa dalam kehidupan sekarang. Tidak ada satu kebaikan yang
dapat mengantarku ke Baginda. Pertemuanku dengan Baba jelas karena akumulasi
perbuatan baik pada masa lalu.” (Anand
Krishna, Shri Sai Satcharita, hal. 527)
Tanpa seorang Sadguru,
kita tidak akan pernah mengenal Cinta, tidak akan pernah mengalami pengalaman
“Bangkit Cinta”.
“Pengetahuan tanpa cinta
menjadi kering. Pengetahuan seperti itu tidak berguna. Tidak ada kepuasan tanpa
cinta. Cinta sejati yang tak terbatas, tak terputus, tak bersyarat – itulah kebutuhan
kita. Itulah cinta yang mesti dikembangkan.
Apa yang mesti
kukembangkan tentang peran cinta dalam hidup seorang penembah! Tiada sesuatu
yang sepenting cinta. Tanpa cinta, segalanya menjadi tidak penting.
Kita boleh menguasai
berbagai cabang ilmu, duniawi maupun ruhani – tanpa cinta semuanya tidak
berarti.
Cinta sejati yang tak
terbatas, tak terputus, dan tanpa syarat itulah yang mengembangkan devosi, atau
semangat panembahan.” (Anand Krishna, Shri Sai Satcharita, hal. 528-529)
Aku pernah mengalami masa dimana hidupku begitu kering
tanpa cinta. Aku yang memilih untuk menghilangkan cinta dari hidupku karena aku
takut terluka lagi. Ketika logika berkuasa dan membunuh perasaan halus yang
bernama Cinta itu, segala sesuatunya menjadi kacau. Kacau karena aku menjadi
manusia yang tidak berperasaan, nyaris seperti robot. Yang lebih tragis lagi adalah aku kehilangan kemampuanku untuk
menulis puisi dan prosa. Kondisi itu terjadi selama bertahun-tahun dan
membuatku menjadi frustasi. Frustasi karena tidak mampu mengekspresikan diri
lewat tulisan adalah hal yang mematikan.
Hingga akhirnya, ketika aku berani untuk membuka diri,
membuka diri untuk menerima cinta seutuhnya dari seorang Guru, maka perlahan
aku mulai mampu mengekspresikan diri kembali melalui tulisan. Cinta, dan
hanyalah Cinta yang membuat segalanya menjadi indah. Indah, karena Cinta
seorang Sadguru. Cinta seorang Sadguru melebihi Cinta seribu ibu
kandung.
Bagaimana caranya mengembangkan Cinta seperti itu?
“Apakah kita memiliki “rasa
yang kuat sekali” terhadap orang yang kita cintai, dalam hal ini tentunya
Sadguru?
Jika kita memiliki “rasa
yang kuat sekali”, maka rasa itu pula yang akan berkembang menjadi cinta tanpa
batas, dan tanpa syarat.
Rasa yang kuat juga
berarti kerinduan yang kuat. Adakah kita merindukan seorang Sadguru? Atau,
malah merindukan segala sesuatu yang lain, kecuali Sadguru?
Dengan adanya rasa sekuat itu, Tuhan pun tidak bisa tidak mewujud dan memperlihatkan Diri kepada kita! Dengan adanya rasa sekuat itu, kebebasan mutlak pun dapat diraih dengan sangat mudah.” (Anand Krishna, Shri Sai Satcharita, hal. 529)
Cinta dan Rindu, adalah dua sisi dari sekeping logam
Dimana Cinta mewujud
Maka Rindupun akan menampakkan dirinya dengan begitu anggun
Cinta dan Rindu, takkan bisa dipisahkan
Ia yang mencinta akan memahami derita rindu yang tak bertepi
Meskipun berhadapan dengan Ia yang dikasihi
Rasa rindu itu akan tetap melanda dengan begitu hebatnya
Cinta, oh Cinta
Picture Courtesy: https://loriportka.com/we-rise-up-in-love/
Komentar
Posting Komentar